situs bandarq

Sex In Malaysia


Hari senin kemarin saat itu tanggal 30 November 2015 sekitar pukul 3 sore waktu
malaysia, setelah berkunjung di salah satu tempat PM Malaysia di teruskan
rombongan kami intirahat di Darby park yang letaknya di kuala lumpur letaknya
dekat dengan menara kembar yang cukup terkenal di seantero penjuru dunia.

Aku mendapat kunci kamar yang mana terletak dilantai 20 menempati kelas exsekutif
yang memiliki 2 kamar, dimana ada ruang tamu, dan ruang dapurnya, yang anehnya
aku di kamar sendirian kenapa tidak dijadikan satu saja suapaya tempat tidurnya
tidak kosong.
cerita sex 2016,
cerita sex terbaru, cerita sex, cerita seks 2016, cerita seks terbaru, cerita
seks, Sekitar pukul 16.15, bell di kamarku berdering. Ternyata dari pemandu
kami yang orang Pakistan untuk mengingatkan agar 15 menit lagi berkumpul di
lobby hotel untuk bersiap-siap pergi pesiar ke KLCC yang terletak di bawah
menara kembar Petronas, ke Menara Kuala Lumpur dan terakhir ke Genting
Highland, dimana di lokasi dengan ketinggian sekitar 5.350 kaki itu juga
terdapat kasino nomor dua terbesar di Asia.
Namun aku menyampaikan kepada pemandu itu dan juga kepada
pimpinan rombongan, bahwa aku ingin istirahat saja di kamar, sekaligus
menyatakan bahwa aku juga hendak ke China Town setelah magrib untuk membeli buah
tangan buat teman-teman di kantor sepulang dari Malaysia nantinya. Akhirnya
mereka mengerti dan meninggalkan aku sendiri di kamar.
Sepeninggalan teman-teman yang telah pergi shopping ke KLCC,
untuk menghilangkan jenuh aku lalu menghidupkan VCD player yang ada di ruang
tamu dengan memutar kepingan VCD “Tourism Malaysia” yang diberikan pihak
penyelenggara seminar di The Puteri Pan Pasific Hotel di Johor Baru, beberapa
hari lalu,
Sambil tidur-tiduran di atas sofa yang cukup lebar dan
empuk. Mungkin karena capek setelah seharian mutar-mutar di Putrajaya, tak
terasa aku tertidur dan baru terbangun ketika bell di kamarku berbunyi.
Aku melihat jam, ternyata sudah pukul 18.45. Siapa pula yang
datang? Teman-teman kembali nanti paling juga subuh karena memang ada diantara
mereka yang ingin berjudi di Genting.
Dengan bermalas-malasan dan setelah merapikan baju kaos yang
aku pakai, aku buka juga pintu kamarku. Sesaat aku terkaget dan seperti tidak
percaya melihat orang yang berdiri di hadapanku.
“Yanna..?” hanya itu yang bisa aku ucapkan sambil
mengucek-ucek kelopak mataku.
“Kamu jahat. Kenapa kamu tidak memberitahuku jika kamu
datang ke Malaysia? Bahkan ketika kamu sudah berada di Kuala Lumpur pun, kamu
masih tetap tidak meneleponku,”
cewek itu berceloteh terus sambil mendorong tubuhku ke dalam
dengan tangan memukul dadaku.
“Aku bukannya sengaja untuk tidak meneleponmu. Tapi sungguh,
nomor telepon kamu hilang ketika aku mengganti kartu halloku dengan navigator
64kb yang dikeluarkan Telkomsel. Aku ganti kartu, Karena aku ingin mengaktifkan
mobile banking, sementara memori untuk menyimpang nomor telepon di kartu baru
itu tidak cukup untuk 250 nama seperti pada kartu lama. Aku baru tahu nomor
kamu tidak ada di kartuku, setelah mau menelpon kamu ketika
hendak berangkat ke Malaysia seminggu lalu,” ujarku menerangkan, sambil
membelai rambutnya yang direbonding.
Oh ya, Yanna adalah pacarku orang Malaysia dan kini berusia
sekitar 23 tahun yang bekerja di salah satu perusahaan swasta cukup besar di
negara jiran itu, yang ku kenal ketika dalam perjalanan dengan pesawat Silk Air
menuju kota “P” dari Singapora.
Dan selama di kota “P” aku selalu menemaninya kemana pergi,
dan bahkan sempat beberapa kali tidur bersama. Yanna yang bertubuh seksi dan
sintal dengan tinggi sekitar 168 cm berkulit putih dan mirip artis Eddies
Adellia.
Pinggangnya ramping, pinggul padat berisi dan payudara yang
montok serta padat dengan ukuran bra 36B. Dan setiap aku ke Malaysia atau dia
ke kotaku, pastilah tidak pernah terlewatkan bagi kami berdua untuk bercinta.


Ketika aku tanyakan dari mana dia tahu kalau aku sedang di
Kuala Lumpur dan menginap di PNB Darby Park, ia menyatakan tahu dari
teman-temanku. Waktu dia sedang duduk-duduk di salah satu kafe di KLCC sepulang
dari kerja, dan kebetulan melihat teman-temanku yang pakai kokarde
“Mega FAM” bertuliskan dari kota “P”, dan menguping
teman-temanku bercerita, dan ia mendengar namaku ikut disebut-sebut.
Waktu itu, feelingnya langsung mengatakan bahwa nama Shahlanz
yang disebut-sebut itu pastilah aku, sehingga ia memberanikan diri bertanya
pada salah seorang temanku, dimana aku berada, setelah sebelumnya ia menyatakan
bahwa ia mengenal aku.
Akhirnya teman-temanku mengatakan bahwa aku sedang istirahat
di hotel, dan ketika ia datang ke hotel tempat aku menginap, ia tanyakan namaku
dan receptions hotel lalu memberi nomor kamarku.
“Syukurlah kamu bisa menemukan aku. Kamu tahu kenapa aku
tidak mau gabung dengan teman-teman ke Genting? Itu karena aku punya rencana
untuk datang ke rumahmu malam ini,” ujarku menjelaskan.
“Iya ke..,” rajuknya dalam logat Malaysia.
“Sure..!” jawabku pasti, sambil merengkuh pundaknya sehingga
ia berada dalam pelukanku.
“Aku sungguh merindukanmu, Yanna,” rayuku.
“Aku juga, makanya aku datang ke tempatmu,” balasnya.
“Kamu mau menemaniku disini malam ini kan?” tanyaku.
Yanna menganggukkan kepalanya. Namun ia menyatakan bahwa ia
harus menelepon temannya satu apartemen bersebelahan kamar untuk memberitahu,
untuk memberitahu jika ia tidak pulang malam ini.
Karena tidak tahan lagi menahan rasa rindu yang memuncak
serta keinginan untuk mereguk kenikmatan tubuhnya yang sensual dan sudah hampir
satu tahun tidak aku cicipi itu.
Kulihat Yanna yang baru saja menelepon temannya itu sedang
asyik menikmati siaran TV3 sambil menyandarkan tubuhnya dengan santai di sofa
yang berukuran cukup panjang dan lebar itu. Aku mendekat dan langsung mengecup
keningnya. Ia menengadah, dan ciumanku terus merambat turun ke bibirnya yang
sensual.
“Ah..,” desahnya tertahan.
Ciumanku terus menjalar ke belakang telinganya dan terus ke
lehernya yang jenjang. Sementara tanganku mulai menjalar mencari dua bukit
kenyal yang montok dan selalu menantang itu. Kulihat ia mulai
menggelinjang-gelinjang sambil merasakan nikmat permainan yang aku berikan. Perlahan-lahan
tapi pasti, aku mulai membuka baju kaos yang dipakainya, dan melanjutkan dengan
membuka celana jeans ketat yang melekat di tubuhnya. Sehingga terlihat ia hanya
menggunakan bra warna hitam yang serasi dengan celana dalamnya yang juga
berwarna hitam.
Sementara bibirku, tetap bermain di bibirnya yang ranum.
Kemudian tangan kananku mulai mencari pengait bra yang dipakainya dan
melepasnya.
Bibirku langsung beraksi mengulum puting susunya yang sudah
mulai mengeras. Sekali-sekali aku gigit puting susunya yang berwarna coklat
itu, sehingga ia terdengar mengerang. Sementara tangan kananku, terus merambat
turun dan mulai memelorotkan celana dalamnya.
Sesaat tanganku berhenti di gundukan daging di sela pangkal
pahanya yang ditumbuhi bulu-bulu hitam lebat dan tertata rapi.
“Honey, please..!” rengeknya sambil berusaha membuka kaos
singlet yang kupakai.
Kemudian dengan rakusnya iapun mulai menjilati dan menghisap
puting susuku yang ditumbuhi bulu-bulu. Aku tergelinjang, dan seketika nafsuku
semakin memuncak. Ia semakin bergelora dan terus menjilati tubuhku hingga ke
bawah. Karena terhalang celana pendek yang kupakai, iapun lalu memelorotkannya,
sehingga aku menjadi telanjang bulat seperti dirinya. Penisku terlihat
mengacung dengan gagahnya ke atas.
“Oh..,” desahnya sambil menjilati seluruh batang penisku.
Tak cukup sampai disitu, ia lalu berusaha mengulum seluruh
batang penisku. Namun karena tersekat di kerongkongannya, hanya sebagian saja
yang bisa dikulum dan diisapnya, sehingga membuat aku kegelian dan semakin
terangsang.
Kemudian aku coba mengambil alih inisiatif dengan menarik
tubuhnya ke atas serta menyandarkannya di sofa, dan kemudian aku mulai lagi
menjilati dan menghisap puting payudaranya. Hisapanku lalu pindah ke bibir, ke
telinga dan leher, sehingga membuatnya makin terangsang dengan hebat.
Ciuman lalu aku teruskan ke bawah, dan bermain-main sebentar
di sekitar pusarnya. Kemudian bibirku terus merambat ke bawah, dan mendapatkan
vaginanya yang berbulu lebat itu sudah mulai dibasahi cairan kental.
Setelah kakinya aku angka dan bulu-bulu yang menutupi lubang
vaginanya aku sibakkan, aku mulai menjilat clitorisnya dengan lidahku. Yanna
semakin menggelinjang menahan nikmat, sehingga setelah hampir lima menit
lidahku bermain di lubang vaginanya, akhirnya aku lihat Yanna berkelenjotan dan
mengangkat tinggi pinggulnya dan terdengar teriakan tertahan.
“Oh, honey. Aku tak tahan lagi. Aku.. mau.. keluar..!’
teriaknya.
Tak lama kemudian aku melihat cukup banyak cairan kental
menyembur dari lubang vaginanya. Sementara aku lalu menghentikan jilatan untuk
memberikannya kesempatan menikmati orgasmenya yang pertama itu. Kemudian,
dengan rakus aku jilati semua cairan yang keluar dari vaginanya itu.
“Ah, honey. Apa yang aku impikan selama satu tahun ini untuk
bercinta kembali denganmu, akhirnya menjadi kenyataan,” katanya.
“Aku juga sayang, si kecil ini sudah lama berontak untuk
bisa bersemayam di goa milikmu yang hangat itu,” balasku sambil mencium mesra
bibirnya.
Ciumanku itu dibalas Yanna dengan hangat. Kembali permainan
lidah yang luar biasa terjadi. Sementara tangan kananku sibuk meremas dengan
lembut dua bukit kembarnya yang sangat menantang itu. Lalu perlahan dan tanpa
melepaskan ciuman bibir, aku bopong Yanna ke dalam kamar dengan tetap
membiarkan kaca jendela tidak ditutup gorden, sehingga menambah nuansa
tersendiri dalam permainan seks kami.
Baru saja Yanna aku rebahkan di ranjang, tiba-tiba ia
bangkit dan mendorongku hingga tertelentang. Ia terlihat ingin mengambil
inisiatif menyerang dengan menciumi seluruh bagian tubuhku dengan ganasnya.
Akibatnya, penis aku yang sejak tadi sudah mengeras itu,
sudah tidak sabaran lagi untuk bisa menyeruak ke dalam lubang kenikmatan Yanna.
Pada saat Yanna asyik melumat bibirku, secara diam-diam “si kecil” aku arahkan
tepat di lubang vaginanya.
“Ah, terus sayang..,” desahnya.
Sementara aku mengangkat pinggul agar penisku bisa masuk, Yanna
juga ikut membantu dengan menekan pinggulnya. Secara perlahan-lahan, penisku
mulai dapat memasuki liang vagina Yanna yang masih terasa sempit karena selalu
dirawat dengan baik. Bless..! Semua batang penisku amblas masuk hingga dapat
kurasakan menyentuh dasar vaginanya.
“Oh, terus honey. Enaakk..!” desahnya.
Karena aku merasakan goyangnya mulai mengendur karena lelah
berada di atas, akhirnya aku mengambil inisiatif membalikkan tubuhnya hingga
telentang, dengan penisku tetap berada di dalam vaginanya.
Secara perlahan, aku mulai menggoyang pinggul untuk memaju
mundurkan penisku di vaginanya, sementara lidahku tetap saling kait mengait
dengan lidahnya. Kemudian lidahku merambat turun ke dadanya dan menghisap
puting susunya yang mengeras,
Sementara aku tetap mempertahankan intensitas goyangan di
pinggulku. Akibatnya, Yanna terlihat sudah tidak bisa menahan seranganku,
karena aku rasakan pinggulnya mulai diangkat dan kakinya mengejang.
“Oh, honey. Aku tak tahan lagi dan mau.. ke.. luar..’”
erangnya.
“Tahan dulu sayang, kita keluarkan sama-sama,” ujarku
tertahan.
Aku akhirnya aku tidak bisa menahan desakan di pangkal
penisku yang terasa menghentak-hentak hendak menghantam vagina Yanna. Dan dalam
hitungan detik, akhirnya aku muntahkan seluruh sperma yang ada di penisku,
sementara Yanna juga kurasakan mengeluarkan lendir di vaginanya yang terasa
hangat oleh batang penisku.
“Oh, aku benar-benar puas Shahlanz. Aku ingin kamu masih di
KL agak beberapa hari lagi,” ujarnya sambil mengecup bibirku mesra.
“Bagaimana ya, tiketku tak bisa diundur karena sudah
diprogram oleh penyelenggara Mega FAM. Aku harus pulang ke Indonesia pagi
besok,” jawabku hati-hati.
“Pokoknya serahkan saja tiket itu padaku, aku yang akan
mengaturnya. Kalaupun tiket pesawatmu tidak bisa di undur, biarkan saja, nanti
aku ganti dengan tiket baru untuk kembali ke Indonesia hari Kamis tanggal 29
Januari,” katanya sambil mengelus dadaku yang sedikit berbulu. Aku menyatakan
setuju, sehingga kulihat ia tersenyum karena merasa senang.
Dan menjelang pagi, kami sempat melakukan “pertarungan”
sengit itu hingga empat kali, sehingga aku lihat Yanna benar-benar terpuaskan
oleh permainanku yang katanya sangat dahsyat itu. Ia juga berjanji untuk minta
izin kepada atasannya selama 3 hari untuk menemaniku selama berada di Kuala
Lumpur, sekaligus untuk melampiaskan nafsu syahwatnya yang juga sangat dahsyat
itu.
cerita dewasa 2016,
cerita dewasa terbaru, cerita dewasa, cerita mesum 2016, cerita mesum terbaru,
cerita mesum,Yanna kembali ke apartemennya sekitar jam 04.30 untuk
bersiap-siap pergi kerja, dan sekitar pukul 05.30 aku dibangunkan teman-teman
untuk bersiap-siap menuju KLIA untuk seterusnya kembali ke kotaku. Namun kepada
teman-teman aku sampaikan,
cerita bokep 2016,
cerita bokep terbaru,cerita bokep, cerita ngentot 2016, cerita ngentot terbaru,
cerita ngentot,Bahwa aku masih akan tinggal di Kuala Lumpur hingga tanggal
29 Januari, karena ada sedikit urusan. Tentang tiket pesawatku yang tidak bisa
diundur keberangkatannya, aku katakan sudah ada yang mengaturnya, sehingga
teman-temanku dapat memahaminya. Salam manis untuk Marwah dan juga Sella,
semoga puas membaca kisah cintaku dengan cewek Malaysia. Pesanku,
“don’t wait until tomorrow, what can you do to do”.