situs bandarq

Seks Dilarang Bercinta


Namaku Hasan. Usiaku saat ini 57 tahun, pekerjaanku adalah
sebagai penjaga merangkap pembantu rumah tangga, pada sebuah keluarga mantan
pejabat sebut saja namanya Pak Sugandhi . Aku adalah mantan tentara dengan
pangkat rendahan. Aku ikut keluarga Pak Sugandhi  sudah 30 tahun. Saat itu Pak Sugandhi  masih menjadiseorang pegawai rendah di sebuah
instansi pemerintah. Namun karena kepandaiannya, karir Pak Sugandhi  terusmenanjak. Aku mengabdi pada keluarga ini
telah cukup lama hingga keluarga ini berhasil menjadi keluargaterpandang dan
terhormat di masyarakat.
Pak Sugandhi  memiliki
dua orang putri yang cantik dan masing-masing telah berkeluarga, namanyaMela  dan Barnie . Di usianya yang telah pensiun
ini, Pak Sugandhi  menikmati sisa usianya
dengan melakukanusaha perkebunan yang dimilikinya di sebuah daerah di Jawa
Tengah. Pak Sugandhi  menghabiskan
waktunyadengan kegiatan bisnis perkebunan teh di daerah Tawangmangu di dekat
Solo sana.
Dengan kegiatan barunya ini Pak Sugandhi  lebih banyak menghabiskan waktu bersama istri di
perkebunanmiliknya. Mereka memiliki sebuah kebun Teh yang cukup luas di sana.
Dan di perkebunan mereka itu jugaberdiri sebuah home stay yang cukup megah. Aku
sering diajak beliau kesana dahulu saat beliau masih aktif dipemerintahan.
Sejak Pak Sugandhi  pensiun, jarang sekali beliau tinggal di
Jakarta. Beliau hanya sesekali datang keJakarta ini untuk meninjau rumahnya
yang aku jaga, juga melihat cucunya dari putri pertamanya Barnie .Barnie  tinggal dengan suaminya di daerah Kemang,
sedangkan putri keduanya, Mela  menempati
rumah yangaku tinggali ini bersama suaminya, Jalu. Mela  belum memiliki anak, karena mereka menikah
baru 6 bulanyang lalu.
Neng Mela  dan
suaminya Jalu sama-sama bekerja di perusahaan swasta yang berlainan.  Jadi,,, pasangansuami istri ini selalu
berangkat pagi dan pulang malam bersama sama, sehingga rumah megah yangmereka
tempati praktis dipercayakan padaku selama mereka bekerja di siang hari dan
berada di bawahpengawasanku selama malam hari. Tugasku selain membersihkan
rumah adalah menjaga keamanan rumah besertaisinya.
Aku telah dipercaya Pak Sugandhi  untuk menjaga rumahnya ini berikut kedua putri
dan menantunya itu. Jadisecara otomatis aku pun harus menjaga majikanku Mela  yang memang menetap bersama denganku. Mela  usianyabaru 23 tahun. Dahulu aku sempat melihat
mereka berdua lahir, jadi kedua putri mereka sudah tidak asinglagi bagiku, dan
mereka pun berdua telah menganggap aku dan istriku sebagai bagian dari keluarga
ini.
Dulu aku memang tinggal berdua dengan istriku di rumah ini.
Namun sejak istriku ikut dengan anakkusatu-satunya yang menjadi polisi dan
berdinas di daerah Riau praktis hanya aku yang ikut dengan NengMela . Anakku
waktu sekolah dibantu oleh Pak Sugandhi , sehingga aku sangat berhutang budi
pada beliau.Anakku kebetulan telah menikah dan mendapat tugas di Riau. Aku
memang sempat diajak ke Riau, namun karena akumerasa berhutang budi dan diberi
tanggung jawab dan telah diamanahi Pak Sugandhi , ajakan itu aku lewatkansaja
sebab sangat sulit mencari orang yang sebaik dan sebijaksana Pak Sugandhi .
Selama itu pun aku tinggaldi rumah Pak Sugandhi  bersama Mela  dan suaminya.
Semua pekerjaan rumah selalu aku selesaikan dengan baik dan
lancar. Hampir semua waktuku aku habiskanuntuk merawat rumah dan mobil
majikanku ini. Neng Mela  pun sering
memberiku uang lebih karena akumemang nggak neko neko. Mela  adalah potret wanita masa kini yang cantik serta
memiliki kulit yangputih bersih. Menurut pendapatku wajah Mela  tidak beda jauh dariartis-artis sinetron yang
sering aku lihat di televisi.Kalau tidak terlalu berlebihan, profil Neng Mela  agak-agak mirip dengan artis yang sering
muncul di TVsaat ramai-ramainya kampanye Pilpres kemarin yang mengiklankan
mantan menteri yang desersi. Walaupuniklan itu bagiku kayaknya cukup kampungan
dan terkesan bodoh, namun aku tak peduli..
Bagiku yang penting artis itu sangat seksi. Persis sekali
dengan Neng Mela ,   apalagi kalau Neng Mela juga pakai kacamata
hitam itu. Memang wajah Neng Mela  sangat
cantik dan penampilannya begitu oke! Akumaklum saja, sebab bagi mereka yang
memiliki uang lebih dan kehidupan yang mapan, untuk perawatankecantikan dan
penampilan amat mudah. Beda jauh dari aku yang hanya cuma seorang pembantunya.
Sebagai pembantu merangkap penjaga rumah, setiap malam aku
wajib memeriksa seluruh keadaan rumah! Akuharus memastikan pintu dan jendela
terkunci dengan aman dan kondisi keamanan rumah harus aman danterkendali.
Soalnya jaman sekarang lagi banyak teroris. Salah-salah nanti rumah majikanku
bisa dijadikansasaran pengeboman! Kan bisa gawat.. Bisa-bisa aku kehilangan
pekerjaan! Saat memeriksa kondisi rumahkadang-kadang aku melewati kamar Mela  dan suaminya.
Sering aku mendengar dengus nafas dan rintihan kenikmatan
yang keluar dari mulut pasangan suami istriitu. Sebagai laki-laki aku tentu
saja penasaran ingin mengintip dan mengetahui apa yang terjadi denganpasangan
itu. Untuk itu aku berniat untuk membuat celah di antara lipatan horden yang
menutupi jendelakamar mereka yang sangat lebar seukuran 6 meter kali 4 meteran
itu. Bagiku tidak terlalu sulit untukmembuat celah di antara lipatan kain
horden itu. Karena akulah yang selalu menutup horden itu sebelumNeng Mela  dan suaminya pulang.
Siang itu aku mengakali jendela kamar Neng Mela  agar aku dapat melihat dan memperhatikan
tingkah lakukedua pasangan yang berlainan jenis itu saat mereka bersenggama.
Aku sangat penasaran ingin melihatmereka bercinta,  karena suara
yang terdengar dari luar kamar sangat menggairahkan bagi telinga tuaku.Suara
rintihan Neng Mela  sangat keras
terdengar seperti suara kucing betina yang sedang dientotjantannya!
Malam itu seperti saat yang kuperkirakan mereka mulai
melakukan aktivitas seksual, aku segera keluardari kamarku yang terletak di
pojok belakang. Dengan langkah pelan kudekati kamar mereka dan mengambilposisi
dekat jendela dimana sengaja kubuat celah pada kain hordennya. Keadaan di luar
kamar yang gelapsangat membantuku dalam menuntaskan tugas pengintaianku.
Kudekatkan wajahku ke kaca dan melihat ke dalamkamar yang terang dari celah
yang kubuat. Benar saja pemandangan yang kulihat sangat mendebarkan darahtuaku.
Sebagai pasangan muda tentu masa masa saat itu adalah masa yang penuh dengan
madu kenikmatandunia.
Apa yang kulihat benar-benar membuat jantungku berdebar dan
gairahku meningkat. Aku melihat kedua tubuhtelanjang anak majikanku dan
menantunya sedang bergumul di atas kasur yang empuk. Tubuh putih mulus NengMela
 saat itu sedang menggelepar-gelepar saat
lidah suaminya, Jalu menyusuri setiap jengkal kulitnya.Sungguh pemandangan yang
kontras! Seluruh tubuh Neng Mela  yang
putih mulus tanpa cacat sangat kontrasdengan warna hitam rambut yang memenuhi
gundukan selangkangannya yang lebat! Ya.. Hanya daerah itulahyang tampak hitam
di tubuh Neng Mela !
Aku sangat jelas dapat melihat betapa selangkangan Neng Mela
 sangat tembam dan munjung ke atas
sepertisetangkup bakpao namun warnanya hitam karena ditumbuhi rambut kemaluan
yang lebat! Itulah mungkinbedanya dengan bakpao! Kalau bakpao warnanya putih..
Tapi selangkangan Neng Mela  penuh
ditutupi rambutberwarna hitam! Namun keduanya sama-sama enak dinikmati! Yang
satu bikin merem melek kekenyangan yangsatunya lagi bikin merem melek karena
ketagihan!

Tak lama kemudian aku melihat kedua tubuh manusia yang
telanjang itu saling berdempetan menyatu. Tubuhputih mulus Neng Mela  saat itu berada di bawah tubuh suaminya yang
juga tampan itu. Suaminya saat itusedang melakukan gerakan maju mundur dan Neng
Mela  tampaknya dalam keadaan kepayahan
menahan bobotsuaminya dan gairah nafsunya.   Kedua kaki majikanku yang panjang dan putih
itu berada di atas bahusuaminya. Sedang tangan suaminya saat menggenjot tubuh Mela
 masih berada di dada putih itu
danmeremasnya dengan kasar. Kulihat pantat Neng Mela  bergoyang dan berputar setiap kali pantat
suaminyamenghunjam selangkangannya. Kedua tubuh telanjang itu saling berkutat
satu sama lain.
Tiba-tiba posisi menjadi terbalik. Kini tubuh Neng Mela  yang telanjang sudah berada di atas
tubuhsuaminya. Ia bergerak liar seperti seorang joki wanita yang sedang memacu
kuda! Kedua bukit payudara ituberguncang-guncang seiring dengan gerakannya.
Dengan kedua tangan bertumpu di atas dada suaminya, NengMela  menggerakkan pantatnya yang bulat dan mulus
maju mundur. Rambutnya sudah acak-acakan karenagerakannya yang liar. Lalu
kulihat tubuh telanjang Neng Mela  terhentak-hentak dan gerakannya semakinliar
dan beberapa saat kemudian tubuhnya ambruk di atas dada suaminya.
Rupanya suaminya belum orgasme! Hal ini kuketahui karena
setelah menggulingkan tubuh telanjang NengMela , Mas Jalu suaminya segera
bangun dan menyeret tubuh telanjang istrinya hingga menungging di sisitempat
tidurnya. Kedua kaki Neng Mela  menjuntai
ke lantai. Pantatnya yang indah semakin kelihatanjelas dari tempatku mengintip,
karena posisinya membelakangiku. Aku melihat betapa gundukan bukitkemaluan Neng
Mela  begitu indah saat menungging dalam
posisi itu! Mas Jalu segera menempatkan diri dibelakang pantat Neng Mela  dan kembali mengayunkan pantatnya maju-mundur.
Pandanganku kini tertutuptubuh Mas Jalu.
Entah berapa lama aku tak tahu. Yang jelas saat itu kulihat
Mas Jalu semakin cepat mengayunkanpantatnya menghunjamkan ke arah pantat Neng Mela
. Tubuh Mas Jalu meliuk-liuk dan akhirnya ambruk danmenindih tubuh Neng Mela  dengan ketat. Baru kali ini aku memperhatikan
kehalusan dan mulusnya tubuhmajikan putriku ini. Selama aku kerja pada orang
tuanya aku tidak memperhatikan perkembangan tubuhmajikan putriku itu.
Aku sempat menahan nafas saat tubuh keduanya menyatu pada
bagian bawahnya juga diikuti oleh bagianatasnya. Sebagai laki-laki yang normal
aku merasa terpancing birahiku saat itu. Namun apalah dayaku yanghanya seorang
pembantu di keluarga ini. Aku yang sudah sangat terangsang segera meremas
batangkemaluanku sendiri dan melakukan onani sambil mengintip. Setelah aku
orgasme aku segera menuju kamarkusendiri dan terus tidur.
Esok paginya saat aku bangun dan beres-beres aku melihat
majikan putri keluar dari kamarnya dengan wajahyang sedikit kusut dan tampak
agak layu. Aku biarkan saja kejadian itu. Mungkin dia ada masalah
dengansuaminya atau apalah aku tak mau tanya pada nya. Seperti biasanyapun pagi
itu aku menghidangkan makanankesukaan majikanku itu dimeja makan. Tidak lama
kemudian mereka keluar kamar beiringan untuk sarapanpagi sebelum berangkat ke
kantor.
Tiba-tiba saat mereka sarapan itu aku dipanggil. Suaminya
bilang padaku bahwa ia akan tugas keluar kotamungkin selama 2 minggu karena ada
masalah di kantornya. Suaminya titip padaku untuk menjaga rumah danistrinya
padaku. Dengan patuh aku sanggupi permintaan suaminya itu. Dan sejak saat itu
pun aku semakinbertambah tugas dengan memastikan keadaan majikan putri itu.
Beberapa hari ini aku jadi kehilangan kesempatan untuk
melihat aktifitas kamar majikan putri itu. Akujadi susah tidur, padahal aku
setiap hari sebelumnya selalu melihat aktifitas di kamar itu dan
sempatbermasturbasi barulah aku tertidur. Memang aku akui di usiaku yang tidak
muda lagi ini libidoku seringtimbul. Namun kepada siapa aku akan
menyalurkannya, sedang istriku di Sumatera bersama anakku.Untuk memenuhi hasrat
libidoku, pada malam yang dingin itu aku mengintip majikanku itu di kamarnya.
Rupanya ia masih belum tidur dan hanya berbaring di ranjang.
Tampaknya ia sedang merindukan belaian darisuaminya. Namun karena suaminya
sedang tidak tidak ada ia menjadi kelihatan gelisah di tempat tidurnya.Aku
memperhatikan Neng Mela  selalu menggeser
geserkan guling di ranjangnya yang luas itu ke arahkemaluannya.
Aku tahu saat itu Neng Mela  ingin kehangatan. Apalagi hawa dingin AC di
kamarnya membuatnya tampakkehausan. Tak lama kemudian kulihat tangan Neng Mela  mulai meraba-raba bagian selangkangannya
dariluar gaun tidurnya yang sudah mulai awut-awutan dan menyingkapkan pahanya
yang mulus. Aku jaditerangsang dan ingin melihat terus apa yang hendak
dilakukannya.Saat sedang asyik-asyiknya memperhatikan tingkah laku anak
perempuan majikanku itu aku dikejutkan olehsuara benda terjatuh dan ada bunyi
‘krasak kresek’. Aku yang saat itu berada dalam kegelapan dapatdengan leluasa
mengintai ke arah datangnya suara itu. Ohh.. Alangkah kagetnya aku. Aku melihat
ada 3orang yang mengendap endap akan masuk ke rumah ini. Mereka telah melompati
pintu pagar dan sedangberjalan ke arah rumah.
Sebagai seorang bekas tentara yang telah banyak pengalaman
di medan perang, aku lalu menuju arah suaraitu dan dengan samuraiku aku bacok
si penjahat itu tanpa tanya lagi. Mereka meringis kesakitan dan mintaampun
padaku. Mereka akhirnya lari dan berusaha menghindar dari kejaran masyarakat
yang tahu akantindakan mereka. Malam itu akhirnya rumah majikanku ini selamat dari
upaya pencurian dan perampokan.Majikanku Mela  akhirnya terbangun dan keluar rumah menemuiku.
Aku pun menerangkan kejadian yangsesungguhnya dengan lengkap. Ia pun akhirnya
berterima kasih dan minta aku untuk menyelesaikan masalahitu dengan aparat
terkait malam itu.
Setelah memberikan laporan secukupnya, malam itu pun aku
pulang ke rumah dan disambut majikanku NengMela , yang saat itu mengenakan baju
kimono tidur. Ia amat mengkhawatirkan keadaanku malam itu. Iapuntelah sempat
menelepon suami dan kedua orang tuanya. Dan akupun lalu ditelepon suami dan
kedua orangtuaMela  agar bisa menjaga Mela
 dengan hati hati. Sempat aku lihat wajah
kecemasan di rona muka Mela malam itu. Wajahnya yang putih bersih itu terlihat
takjub dan khawatir, namun dengan lambat akuterangkan kepadanya supaya jangan
cemas seperti itu.
Malam itu pun lalu kami tidak tidur dan hanya berbicara saja
di ruang tamu rumah besar itu. Neng Mela kelihatan masih shock atas kejadian
itu dan akupun tidak sampai hati meninggalkannya sendirian di ruangtamu malam
itu. Aku menemaninya dan sesekali mataku yang nakal mencuri-curi pandang ke
arah sekujurtubuhnya yang terbalut kimono tidur saat itu. Mata nakalku sempat
memperhatikan gundukan bukit dadanyayang sekal dan berukuran 34B hingga amat
menggodaku. Aku tahu nomor itu karena saat mencuci dan menjemuraku sempat
melihatnya dengan seksama jenis dan wangi celana dalam Neng Mela .
“Neng.. Sudah malam tidur aja dulu.. Biar Mamang jaga di
sini” kuanjurkan Neng Mela  agar segera
tidurkarena waktu sudah hampir pukul 2 pagi.
“Ahh.. Enggak Mang.. Mela  masih takut dengan kejadian tadi! Mamang mau
kan jagain Mela  di kamar”pinta Neng Mela
 dengan wajah yang masih nampak pucat.
“Wahh.. Mamang enggak berani lancang neng..” aku terkejut
dan spontan menolak karena enggak enak harusmasuk kamar majikanku ini.
“Enggak apa-apa kok Mang.. Soalnya aku takut sendirian..”
katanya memelas.
Aku jadi tidak tega melihatnya. Entah kenapa malam itupun
aku diajaknya ke kamarnya untuk sekedarberbincang bincang. Katanya ia masih takut
dan trauma. Jika saja ada suaminya ia mungkin tidak akanmengizinkan aku ke
kamarnya. Namun hal tabu yang slalu aku jaga slama ini malam itu luntur. Aku
masuk kekamarnya yang dingin dan harum semerbak itu sekedar hanya untuk
menemani anak majikanku itu. Sebagailaki-laki aku telah memasuki wilayah
pribadi putri majikanku itu.
Dengan sedikit berdebar aku mengikuti Neng Mela  masuk ke kamarnya dan duduk di kursi yang ada
di kamarNeng Mela . Niat isengku mulai timbul saat kulirik tubuh Neng Mela  yang sintal terbaring indah ditempat tidurnya.
Dengan sedikit kurang ajar aku mulai berusaha mempengaruhi jiwa dan mental
putrimajikanku itu dengan cerita cerita seram tentang perampokan dan horor.
Sebagai wanita yang hanya seorangdiri malam itu tentunya ia merasa takut dan
amat membutuhkan bantuanku. Neng Mela  tidak jadi tidur dansemakin merasa ketakutan.
Ia memintaku menemaninya duduk di atas tempat tidurnya. Inilah saatnya
instingkelelakianku bermain.
Dengan tambahan cerita seram akhirnya dengan tanpa paksaan
Neng Mela  aku raih dan kupeluk malam itu
dikamarnya. Ia yang menganggapku sebagai orangtuanya hanya mandah saja saat
tubuhnya kudekap di atastempat tidurnya. Aku yang sudah banyak makan asam-garam
sebagai laki-laki tidak terlalu sulit untukmenundukkannya. Dengan terus
menceritakan hal-hal seram, tanganku mulai mengelus lengan Neng Mela . Akutahu
Neng Mela  sudah mulai tunduk dan takluk
padaku. Hal ini kuketahui dari berdirinya bulu-bululembut di lengannya saat
kuraba. Nafas Neng Mela  pun mulai
memburu.
Aku mulai memberanikan diri mencium leher bagian belakang
telinga Neng Mela . Tubuhnya mulai sedikitbergetar atas ciuman dan rangsangan
di wilayah peka tubuhnya yang mulus itu. Aku tahu saat itu NengMela  sedang membutuhkan belaian laki laki. Namun
Neng Mela  memang wanita dan seorang
istri yangbaik. Ia tidak begitu saja larut akan alunan gairah yang aku
pancarkan saat itu. Ia berusaha menolakkudan melepaskan pelukanku. Namun malam
itu apalah daya seorang wanita seperti Neng Mela  dibandingkanaku yang bekas prajurit dan
memiliki pengalaman yang lumayan di saat perang.
Aku tak mau mangsa yang sudah di depan mata terlepas begitu
saja. Aku harus menuntaskannya. Karena kalautidak maka habislah riwayatku. Aku
harus mampu menundukannya. Neng Mela  yang menggeliat berusahamelepaskan pelukanku,
semakin kupeluk erat. Tanganku semakin berani mengelusnya. Kali ini
tangankumengelus perutnya tepat di atas selangkangannya. Mulutku yang sedang
menciumi bagian belakang telinganyasemakin liar bergerak turun ke lehernya.
Bulu kuduknya telah berdiri semua. Tubuhnya semakin menggelinjang dalam
pelukanku. Lalu dengan sedikit paksaan, kurebahkan tubuh Neng Mela  dan mulai kutindih dan kucumbu.
Tubuhku yang menindih tubuh Neng Mela  segera menekan bagian selangkangannya. Kedua
kakinya kupentangkan lebar-lebar sehingga aku semakin leluasa menempatkan
tubuhku di antara kedua pahanya. Batang kemaluanku yang sudah mulai mengeras
menempel ketat ke selangkangan Neng Mela  yang hangat itu. Aku yang sudah sangat lama
tidak melakukan hubungan badan semakin tak terkendali. Mulutku dengan rakus segera
menyerbu gundukan bukit payudara Neng Mela  dari luar kimono tidurnya. Puting payudaranya
yang mulai mengeras di balik beha-nya segera saja menjadi santapan mulutku yang
rakus.
“Ohh.. Mmaangg.. Jangg.. Annhh” Neng Mela  merintih memohon agar aku menghentikan
gerakanku. Namun aku yang sudah kesetanan tak mau berhenti begitu saja.
Tanganku yang liar segera bergerak ke bawah dan menyingkap kimononya dan
mengusap-usap pahanya bagian dalam yang sangat mulus. Tanganku terus merayap ke
atas dan akhirnya mulai mengelus-elus gundukan di balik celana dalam Neng Mela  yang sudah mulai basah. Aku tahu Neng Mela  sudah mulai terangsang. Walaupun mulutnya
bilang jangan, namun aku tahu ia tak mungkin dapat menghentikanku.
Tanganku segera menyusup ke balik celana dalamnya yang tipis
dan mulai meraba rambut di selangkangan Neng Mela . Tanganku segera menyentuh
cairan lendir hangat yang mulai membasahi selangkangannya. Aku yang sudah
sangat berpengalaman dalam hal ini segera saja mencari-cari tonjolan di
sela-sela lubang kemaluan Neng Mela . Karena disitulah titik kelemahan wanita.
Jari tanganku segera mempermainkan tonjolan daging kecil di celah lubang
kemaluan Neng Mela  yang sudah sangat
licin dan basah. Mulut Neng Mela  tidak
lagi menolakku.
Tubuh Neng Mela  semakin bergetar saat jariku yang lincah
bergerak memutar-mutar di atas tonjolan daging di sela-sela lubang kemaluannya.
Napas Neng Mela  semakin megap-megap.
Pantatnya mulai terangkat sehingga bukit kemaluannya semakin ketat menempel
batang kemaluanku yang semakin mengeras. Tak berapa lama kemudian Neng Mela  merintih panjang. Tubuhnya berkelojotan di
bawah tindihanku. Aku tahu Neng  Mela  sudah orgasme atas permainan jari-jariku yang
sudah berpengalaman. Namun aku terus saja meneruskan permainan ini. Tanganku
tetap meremas dan meraba bukit kemaluannya selama beberapa saat.
Kemudian tanpa perlawanan berarti dari Neng Mela  aku berhasil membuka seluruh kain penutup
tubuhnya hingga Neng Mela  telanjang
bulat dalam pelukanku. Pemandangan yang sangat indah segera terpampang di depan
mataku. Tubuh Neng Mela  yang sangat
mulus benar-benar membuat jakunku naik turun. Kedua belah payudaranya yang
putih sangat mengkal dihiasi dua puting yang masih berwarna kemerahan sangat menggairahkan.
Perutnya tampak masih sangat rata karena memang belum pernah
melahirkan, jadi belum ada guratan sama sekali. Pinggulnya yang lebar sangat
serasi dengan pinggangnya yang ramping. Dan yang paling membuat mataku
terbelalak adalah guratan kecil berwarna merah yang melintang di tengah-tengah
gundukan bukit membusung di kemaluannya yang lebat ditumbuhi rambut.
Lalu tanpa membuang waktu aku segera melepas kaus bututku
dan memerosotkan celana kolorku hingga aku pun telanjang bulat. Aku segera menindihnya
dan menggangkankan kedua kakinya lebar-lebar. Batang kemaluanku yang sudah
mengeras menempel ketat di selangkangan Neng Mela  yang hangat. Mulutku segera menyergap kedua
bukit payudaranya yang indah itu dengan rakus. Kali ini tanpa dihalangi kain beha
dan kimono lagi. Lidahku segera menjilat kedua bukit payudara Neng Mela  yang putih kenyal itu bergantian. Bibirku mengulum
puting payudaranya yang mencuat. Hal ini membuat mulut Neng Mela  mendesis-desis seperti orang kepedasan.
Tubuhnya mulai menggelinjang hingga aku merasa betapa batang kemaluanku yang menempel
ketat di selangkangannya mulai tergesek-gesek daging hangat dan licin karena
sudah sangat basah.
“Amm.. punhh Maangg.. jaangg.. aannhh.. Maangg.. ouchh..”
desis Neng Mela  antara menolak dan pasrah.
Aku tak peduli. Dalam benakku hanya ada tekad untuk menuntaskan hasratku. Aku
tak peduli apapun juga. Biarlah urusan dipikir belakangan! Yang penting tembak
duluan! Ayo blehh sikaatt! Demikian setan telah menari-nari membujukku untuk
menuntaskan napsuku.
Mulutku yang rakus terus menyusuri seluruh permukaan tubuh
Neng Mela . Dari kedua puting payudaranya yang semakin keras, mulutku bergeser
ke samping ke arah ketiak Neng Mela  yang
bersih tanpa ditumbuhi rambut satu helai pun! Rupanya ia rajin mencabuti bulu
ketiaknya hingga tampak bersih. Lidahku segera menjilat-jilat ketiaknya dengan
gemas. Tubuh Neng Mela  semakin
menggerinjal. Desisan tak henti- hentinya keluar dari bibirnya.
Dari ketiak, mulutku terus bergeser turun menyusuri tulang
rusuk Neng Mela  hingga ke pinggangnya
yang putih bersih. Lidahku terusmenyapu-nyapu seluruh permukaan pinggangnya
dengan diselingi sesekali menyedotnya kuat-kuat hingga tubuh Neng Mela  terhenyak. Aku semakin gemas menyedot-nyedot
saat mulutku sampai ke bagian bawah perut Neng Mela  yang rata. Rambut-rambut halus nampak
menumbuhi perut bagian bawah Neng Mela  yang semakin ke bawah semakin melebat. Lidahku
menyapu-nyapu bagian perut di antara selangkangannya dengan pangkal pahanya.
Tercium aroma khas perempuan! Sungguh sangat merangsang. Rupanya Neng Mela  sangat menjaga kebersihan kawasan pribadinya
ini.
Lidahku terus bergerak menyapu seluruh permukaan kulit Neng Mela
. Dan begitu sampai ke gundukan bukit kemaluannya yang membusung, lidahku
segera menyeruak masuk ke dalam celah sempit yang tadi kulihat berwarna merah
jingga. Segera lidahku merasakan ada cairan yang terasa sedikit asin namun
nikmat! Tanpa rasa jijik segera saja kusedot bibir kemaluan Neng Mela  dengan gemas. Kutelan habis cairan yang keluar
membasahi permukaan liang kemaluan Neng Mela  tanpa rasa jijik. Pantat Neng Mela  terangkat seolah menyambut juluran lidahku
hingga wajahku semakin ketat menempel di selangkangannya.
Lidahku menyusup semakin dalam ke lubang kemaluan Neng Mela  yang pantatnya terangkat-angkat seolah menyambut
juluran lidahku. Mulut Neng Mela  tak
henti-hentinya mendesis-desis dan entah disadari atau tidak, kedua tangan Neng Mela
 mulai menjambak-jambak rambutku dan
kedua kakinya mengait leherku dan menekankannya ke arah selangkangannya.
Pantatnya terus diangkat-angkat seolah-olah memintaku lebih dalam memasukkan
lidahku ke dalam lubang kemaluannya. Aku yang memang ingin memberikan sensasi
lain kepada majikanku segera bertindak.
Kedua ibu jari tanganku mencoba membentangkan bibir kemaluan
Neng Mela  agar terbuka lebih lebar dan kugesekkan
mulutku dengan liar pada gundukan bukit kemaluan Neng Mela  yang membusung. Reaksinya sungguh luar biasa.
Neng Mela  semakin liar
menggerak-gerakkan pantatnya dan kakinya semakin ketat menjepit leherku.
Erangannya semakin keras dan tubuhnya terhentak-hentak. Tubuhnya terus
berkelojotan selama beberapa saat lalu gerakannya semakin melemah dan akhirnya
kedua pahanya terkulai lemah menyandar di punggungku. Aku tahu kalau Neng Mela  telah mencapai klimaks yang kedua kalinya di
malam menjelang pagi ini.
Aku yang belum mengalami orgasme segera saja menempatkan
diriku sejajar dengan tubuh Neng Mela . Tubuh telanjangku menindih tubuhnya.
Kontolku yang ukurannya biasa saja seperti ukuran pria kebanyakan, sudah sangat
keras dan siap tempur. Ukurannya sebetulnya biasa saja, tetapi yang
membanggakanku adalah bentuknya yang agak membengkok saat ereksi. Jadi kalau
dilihat sepintas mirip-mirip pisang Ambon yang bentuknya agak melengkung.
Dengan perlahan kutusukkan ujung kepala kontolku (palkon) ke
tengah-tengah gundukan bukit kemaluan Neng Mela  yang munjung itu. Lubang kemaluan Neng Mela  yang sudah sangat licin memudahkan ujung
palkonku tergelincir masuk. Napasku terasa sesak saat kepala kontolku mulai
terjepit kehangatan bibir kemaluan Neng Mela . Sambil menahan napas, kudorong
pantatku pelan-pelan hingga sedikit demi sedikit batang kontolku melesak ke
dalam lubang kemaluan Neng Mela . Hangat sekali rasanya. Apalagi lubang
kemaluan Neng Mela  sudah basah oleh
lendir akibat orgasmenya tadi.
“Shh.. Ohh.. Mm.. Aangghh” mulut Neng Mela  tak henti-hentinya merintih saat batang
kontolku menerobos lubang kemaluannya.
Aku tahu Neng Mela  mungkin agak menyesal karena telah terjerumus
dalam jebakan nafsuku. Neng Mela  hanya
pasrah dan dengan terpaksa ia menikmati rahimnya aku tusuk dengan batang
kontolku berulang kali. Aku tahu ia amat menyesali atas apa yang terjadi malam
itu, terlihat dari air matanya yang keluar saat aku berpesta di atas tubuhnya
yang telanjang.
Kulihat air mata mulai mengembang di pelupuk matanya. Namun
semuanya telah terlambat. Kontolku sudah telanjur memasuki lubang yang
seharusnya hanya menjadi hak suaminya. Aku pun tak peduli, bagiku yang terpenting
adalah melepaskan desakan napsu yang terus mendesak-desak dari dalam tubuhku.
Di atas ranjang kamarnya yang mewah itu, aku berhasil membenamkan kemaluanku
yang lumayan masih cukup perkasa ke dalam rahimnya yang masih sempit itu.
“Hkkhh..” napasku tertahan saat seluruh kontolku dari ujung
hingga pangkal telah terbenam seluruhnya di dalam jepitan lubang kemaluan Neng Mela
.
Air mata Neng Mela  sudah mulai jatuh satu persatu. Namun aku tak
peduli. Kehangatan yang aku rasakan pada kemaluanku saat masuk kedalam tubuh
Neng Mela  amat membuatku lupa diri.
Perlahan-lahan kutarik pantatku hingga batang kontolku tertarik keluar dan
hanya ujungnya saja yang masih menancap dalam jepitan lubang kemaluan Neng Mela
. Lalu dengan kuat kudorong pantatku yang otomatis batang kontolku melesak
dalam-dalam ke dalam lubang kemaluannya.
“Ughh..” tanpa sadar Neng Mela  mendengus saat ujung kepala kontolku seperti
menumbuk sesuatu yang empuk dan hangat di dalam sana.
Aku terus menarik dan mendorong pantatku di atas tubuh Neng Mela
. Perlahan-lahan kurasakan Neng Mela  mulai
ikut mengimbangi gerakanku. Secara perlahan pantatnya bergerak memutar
mengikuti irama ayunan pantatku. Batang kontolku serasa diurut dan
diremas-remas dalam jepitan lubang kemaluan Neng Mela  yang sempit. Rupanya Neng Mela  sudah mulai terangsang lagi. Rasa sedih yang
ditandai dengan melelehnya air matanya seakan-akan sirna dengan goyangannya
mengiringi ayunan pantatku.
Bibir Neng Mela  kembali mendesis-desis dan mengerang. Aku yang
sudah tidak tahan segera menyergap bibirnya yang setengah terbuka dan
menyusupkan lidahku ke dalam mulutnya. Lidahku mengorek-ngorek mulutnya
mencari-cari lidahnya. Sungguh sangat segar rasanya bibir perempuan muda. Aku
serasa kembali menjadi muda lagi. Semangat baru seolah terpompa dalam darahku.
Aku semakin bersemangat menggenjot pantatku menghunjamkan batang kontolku ke
dalam lubang kemaluannya. Gerakan pantat Neng Mela  semakin kencang. Pantatnya bergoyang ke kanan
dan ke kiri seirama dengan ayunan pantatku.
“Shh.. Mmaangg.. Hh shh.. Oohh..” antara sadar dan tidak
Neng Mela  merintih-rintih menambah
gairahku semakin membara.
Aku merasa betapa jari-jari Neng Mela  mencengkeram kulit punggungku yang sudah mulai
keriput dimakan usia. Agak sakit memang, tetapi apalah artinya bagiku dibanding
keberhasilanku menggauli dan menikmati kemolekan tubuh anak majikanku itu.
Lidahku yang masuk jauh ke dalam mulut Neng Mela  mulai menemukan perlawanan dari lidah Neng Mela
. Lidahku didorong-dorong oleh lidahnya.
Perlahan gairah dalam tubuhku mulai mendesak-desak dan
menggelegak. Lalu gerakan ayunan pantatku kuhentikan sesaat untuk mengambil
bantal dan mengganjal pantat Neng Mela  agar lebih tinggi. Dengan posisi terganjal
bantal, batang kontolku terasa masuk hingga maksimal. Aku juga semakin leluasa menghunjamkan
batang kontolku ke dalam lubang kemaluannya.
Gerakan pantat Neng Mela  seperti kesetanan. Jeritannya semakin keras
dan menggairahkan. Kedua tanganku segera kutempatkan di bawah kedua bongkahan
pantat Neng Mela  dan meremas-remasnya
sambil terus mengayunkan pantatku naik turun. Aku merasa betapa desakan gejolak
meletup-letup dari bagian bawah perutku. Perutku terasa mulai kejang karena
menahan desakan yang terus menggelora.
“Ohh.. Shh.. Nenggh.. Ter.. Ruhhsshh oohh.. Neengghh!”
Tanpa sadar aku menggeram dan merintih meminta Neng Mela  agar terus menggoyangkan pantatnya kencang- kencang.
Neng Mela  pun rupanya sudah hampir
mencapai orgasmenya. Gerakan pantatnya sudah tidak terkendali. Cengkeraman kuku
jarinya semakin kencang di kulit punggungku.
“Aakhh.. Ouchh.. Shh.. Oohh..”
Dengan diiringi desisan yang panjang akhirnya tubuh Neng Mela
 terhentak. Pantatnya terangkat dan mengejat-ngejat.
Dadanya terguncang hebat menandakan ia sudah tidak mampu menahan orgasmenya.
Kurasakan betapa batang kontolku terjepit kencang dan lubang kemaluannya
mengedut-ngedut. Tubuh Neng Mela  bergetar
hebat dan berkelojotan selama beberapa saat.
“Ter.. Rushh.. Neenghh.. Aarrghh”
Akhirnya tubuhku ikut terguncang. Seluruh tubuhku terasa
kejang dan mataku mulai nanar. Cratt.. Cratt.. Cratt.. Cratt.. Crrt.. Crrtt..!!
Akhirnya tanpa dapat kutahan lagi batang kontolku menyemburkan air
maniku yang sangat kental dan banyak sekali ke dalam lubang
kemaluan Neng Mela  hingga sebagian
tumpah keluar saking banyaknya. Ya aku telah mencapai puncak kenikmatanku
setelah sekian lama berpuasa dan hanya onani. Tubuhku berkejat-kejat di atas
perut Neng Mela  lalu ambruk menindih
tubuh telanjangnya.
Neng Mela  amat
sempurna saat ia berada di bawah tubuhku saat aku genjot tadi. Memang benar
kata orang orang bahwa seorang wanita baru terlihat cantik dan menawan jika ia
telah berada di bawah tubuh laki- laki saat kemaluannya di masuki kemaluan
pria. Keringat kami pun akhirnya menyatu dan kain sprei yang kami pakai
akhirnya lembab karena basah oleh percampuran keringat dan juga air mata Neng Mela
 ditambah lelehan spermaku yang tumpah
tadi.
Aku benar-benar merasa puas sekali telah berhasil menikmati
kemulusan tubuh majikanku yang cantik ini. Neng Mela  rupanya terlalu capai hingga ia membiarkan
saja tubuh telanjangnya kupeluk. Ia telah tertidur karena kecapaian setelah
pergumulan tadi.
Saat itu jam di kamar Neng Mela  sudah menunjukkan hampir pukul 04.30. Kamar
Neng Mela  yang dingin karena AC membuat
tubuhku menggigil soalnya aku tidak terbiasa tidur dengan AC. Apalagi saat itu
aku masih telanjang bulat dan di sisiku tergolek tubuh telanjang Neng Mela  yang sudah mendengkur halus. Cantik sekali
wajah Neng Mela  saat dalam kondisi tidur
seperti itu. Wajahnya kelihatan begitu damai dalam tidurnya. Aku sendiri sejak
tadi belum mampu memejamkan mataku sepicingpun.
Melihat tubuh telanjang Neng Mela  yang telentang tanpa sehelai benang pun
menutupi tubuhnya yang mulus, gairah kelelakianku kembali bangkit. Batang
kontolku mulai menggeliat bangun. Sungguh pemandangan yang terpampang di
depanku begitu mempesona. Kulit Neng Mela  yang putih mulus begitu mengundang gairah lelaki
manapun yang memandangnya. Dadanya yang putih turun naik seiring dengan
napasnya yang begitu teratur. Tanpa dapat menahan diri lagi tanganku segera
mengelus kedua buah dada Neng Mela  yang
lembut. Kupermainkan kedua puting payudaranya dengan jemariku hingga
sedikit-demi sedikit mulai mengeras.
“Mmhh..” hanya lenguhan kecil yang keluar dari mulut Neng Mela
 saat tanganku sibuk mempermainkan kedua puting
payudaranya. Lalu setelah tanganku puas bermain-main di kedua bukit
payudaranya, mulutku pun mengambil alih permainan. Kini mulutku mulai mengulum
kedua puting payudara Neng Mela  secara bergantian.
Tanganku secara otomatis bergerak turun ke arah selangkangan Neng Mela  yang terbuka lebar. Tubuh Neng Mela  mulai menggeliat namun matanya masih tetap
terpejam.
Mulutku terus bergerak menyapu setiap jengkal tubuh Neng Mela
. Mulutku menjalar dari dada terus turun ke perut dan berakhir di selangkangan
Neng Mela . Kembali lidahku menyeruak masuk ke dalam gundukan bukit kemaluan
Neng Mela . Kedua pahanya semakin terbuka lebar seolah mengundangku untuk
semakin dalam memasukinya. Pagi itu aku kembali menyetubuhi tubuh anak
majikanku beberapa kali hingga aku benar-benar puas.
Semenjak kejadian di malam itu. Neng Mela  mulai mengambil jarak dariku dan tampaknya
berusaha menghindariku. Suaminya tidak tahu tentang peristiwa malam itu.
Tampaknya Neng Mela  memang merahasiakannya.
Aku tahu diri dan tidak berupaya memperlihatkan kepada Neng Mela  tentang bagaimana perasaanku padanya. Aku pun
bertindak seperti biasanya seolah-olah tidak terjadi apa-apa antara aku dengan
Neng Mela .
Kadang saat malam aku rindu untuk mengulangi lagi saat
kebersamaan dengan Neng Mela  namun aku
pendam saja. Dan sebagai pelampiasannya, aku terus mengintip Neng Mela  bersebadan dengan suaminya. Tampaknya Neng Mela
 amat menikmati persetubuhan dengan
suaminya itu. Aku jadi merasa iri.
Suatu hari suami Neng Mela  pun kembali bertugas keluar kota lagi.
Tampaknya Neng Mela  biasa biasa saja. Ia
tidak memberikan tanggapan apa pun saat itu. Dan malam saat suaminya tugas, aku
berusaha mendatangi kamar Neng Mela  dan
meminta berbicara. Neng Mela  memberiku
waktu bicara dan dengan kepintaranku, malam itupun akhirnya aku pun kembali dapat
menikmati kehangatan tubuhnya di kamarnya. Neng Mela  pun semakin larut olehku. Ini terlihat saat
suatu malam tanpa aku duga ia mendatangi kamarku dan kami pun bersetubuh di
kamarku hingga beberapa kali malam itu.
Sampai saat ini pun di saat suaminya tidak ada di rumah, aku
selalu memberinya kenikmatan ragawi yang mungkin tidak ia dapati dari suaminya.
Aku pun setelah menikmati kemulusan dan kehangatan tubuh Neng Mela , punya
keinginan untuk dapat merasakan kehangatan tubuh saudaranya Neng Barnie .
Itulah pembaca, sekelumit cerita yang dialami salah satu
pembacaku.–