situs bandarq

Seks Di Dalam Kantor



Mencoba hadir dengan sesuatu yang baru. Cerita ini berawal saat aku salah menghubungi
seseorang, ketika menghubungi teman chattingku yang lain. Dan dari sinilah
kenikmatan itu aku dapatkan. Kejadian itu terjadi sekitar bulan Januari 2015
yang lalu, saat itu aku bermaksud menghubungi salah satu teman chattingku.
“Hallo, gimana khabar kamu Nindya?” tanyaku dengan percaya
diri.
“Hallo, ini siapa ya?” suara dari celullerku.
“Aduh, mentang-mentang baru kerja jadi sombong gitu,”
godaku.
“Ini Ricky, yang tempo hari ngebahas masalah sex itu lho,”
jelasku.
“Maaf, kalo boleh tahu ini siapa ya?” tanyanya kembali.
“Apa benar ini dengan Nindya?” tanyaku ganti.
“Maaf, sepertinya Mas, salah sambung,” jelas gadis itu.
“Lho memangnya ini siapa?” tanyaku penasaran.
“Aku Novi,” kata gadis itu.
“Ups! maaf banget Mbak Novi.. Aku kira ini nomor temanku,”
kataku malu.
“Emang nomornya berapa 081xx,” jawabku pasti.
“Tuh kan salah belakangnya,” kata gadis itu sambil
tersenyum.
“Tapi ga apa-apa kok Mas, kita bisa kan berteman?” tanyanya.
“Nama Mas siapa?” tanya sekali lagi.
“Bbbisa.. Bisa.. ” jawabku gugup dan malu.
“Namaku Ricky,” jawabku singkat.

Obrolan tersebut terjadi sampai 10 menit lamanya, dari suaranya yang sexy aku menjamin
pasti deh orangnya cakep juga.
“Oke deh Mas, Novi mau kuliah dulu nih,” paparnya.
“Oke deh Novi, terima kasih atas waktunya,” kataku singkat.
“Oya, Mas Ricky Surabayanya daerah mana?” tanya Novi.
“Aku di Surabaya kota, kamu pernah main ke sini?” balas
tanyaku.
“Iya nih Mas, kebetulan Sabtu besok aku ke Surabaya”
jelasnya.
“Oh ya, sama siapa kamu ke Surabaya?” tanyaku balik.
“Sendirian Mas, kenapa mau nemenin?” Novi balik bertanya.
“Siapa takut,” jawabku lugas.
“Tapi aku belum tahu jalannya Mas,” kata Novi.
“Apa aku jemput di Terminal bus?” aku menawarkan diri.
“Tidak usah Mas, aku bawa mobil sendiri kok,” jelas Novi.
Setelah kami bercakap-cakap, akhirnya Novi memnutuskan untuk
ketemuan di kantorku. Karena yang Novi tahu hanya daerah kantorku dan
berikutnya Novi langsung memutuskan hubungan cellulernya.

Hari Sabtu, kebetulan aku ada rencana mau kerjakan berkas-berkas yang masih belum
terselesaikan. Ketika starletku melaju kencang di jalan tol, cellulerku dengan
kencangnya berdering, memainkan lagu dangdut.
“Hallo, Mas Ricky.. kamu ada dimana?” suara yang 4 hari lalu
aku kenal.
“Hey Novi, aku sudah mau keluar pintu gerbang tol,” jelasku.
“Oke deh Mas, sampai ketemu nanti.. Bye” kata Novi singkat. Tanpa
terasa aku sudah sampai dihalaman kantorku.
“Selamat pagi Pak Ricky,” sapa satpamku.
“Selamat pagi Mas,” balasku menyapa.
“Aku mita tolong ambilkan kunci ruanganku Mas,” perintahku.
“Baik Pak,” kata Pak satpam sambil bergegas mengambil kunci
dalam pos.

Sebelum aku meninggalkan pos satpam, tidak lupa aku pesan jika ada wanita mencari aku,
langsung saja diantar ke ruanganku. 5 menit kemudian, aku sudah berada di depan
mejaku. Setelah menyalakan AC, aku segera bergegas mengaktifkan komputer dan
menata kembali berkas-berkas yang masih berserakan diatas meja.
Tidak lama kemudian, suara pintu ruangan aku diketuk
seseorang,
“Tok.. Tok.. Tok” bunyi papan pintuku.
“Masuk..,” aku berteriak agak pelan.
“Maaf Pak Ricky, tamu bapak sudah datang,” kata Pak satpam.
Muncullah seorang gadis yang sexy, menggunakan rok mini
warna soft dikombinasikan dengan blus putih belahan rendah, menambah anggun
penampilannya. Kulitnya yang putih, ditumbuhi bulu-bulu yang halus menambah
darah kelaki-lakianku spontan meletup.
“Maaf Pak saya mau balik ke pos jaga,” suara satpam
memecahkan lamunanku.
“Iya iiyaa Pak, terima kasih,” kataku gugup.
“Mas Ricky ya?” tanya gadis cantik itu.
“Iya.. Iya.. Kamu Novi kan?” balasku bertanya.
Kami berdua bersalaman sambil mempersilahkan Novi duduk di
depan meja kerjaku, setan burik yang dari tadi sudah mulai menggedor keimanan
aku tentang hal-hal yang ngeres, semakin mendesak pikiranku.
“Gimana perjalannanya Novi?” tanyaku membuka obrolan.
“Sepi tuh Mas, jadinya agak cepet datangnya,” jelas Novi.
“Besar sekali tempat kerja Mas Ricky,” puji Novi.
“Ah biasa aja kok Novi, kamu sendiri bekerja dimana,”
tanyaku balik.
“Cuman perusahaan swasta bergerak dibidang konsultan Mas,”
jelas Novi.
Obrolan selanjutnya membawa kami berdua seperti orang yang
sudah kenal lama, tidak ada batas dan jarak. Sesekali kami berdua tertawa
dengan cerita yang kami ungkapkan. Dari obrolan tersebut, baru aku ketahui
status Novi yang baru cerai beberapa bulan lalu karena dijodohkan orang tuanya.
Pantas saja tubuhnya masih kencang karena hanya dipakai 2
bulan saja oleh mantan suaminya. Sampai akhirnya, waktu
menunjukkan pukul 10.25 wib.

“Mas, Novi boleh tanya sesuatu?” tanya Novi.
“Waktu Mas Ricky telpon  kemaren, kok bisanya salah pencet nomor sih?”
tanyanya.
“Ya nggak tahu, emang aku pikir pencetnya sudah benar tuh”
kataku membeli diri.
“Oya, kok Mas bilang.. yang tempo hari ngebahas masalah sex
itu lho.. Memangnya Nindya tuh siapa Mas?” tanyanya menyelidik.
“Nindya adalah teman chattingku, walaupun aku kami belum
pernah ketemu tapi aku seperti sudah seperti sahabat lama” jelasku.
“Kok sampai ngebahas masalah sex, memang ada apa Mas?” tanya
Novi.
“OOo.. Itu, dia tuh ingin tahu banyak style yang ada saat
ngesex. Makanya aku sering kirim gambar-gambar bugil sama dia” jelasku panjang.
“Boleh lihat nggak Mas?” pinta Novi. Sambil bertanya seperti
itu, Novi tidak menunggu jawabanku. Dia langsung bangkit dari duduknya dan
berdiri membungkuk disamping kananku menghadap layar monitorku.
Aroma parfum yang mahal, membuat birahiku naik turun.
Ditambah dinginnya AC membuat aku semakin gemes melihat tubuh Novi yang sexy.
Ingin rasanya aku langsung mendekapnya dan bercinta dengannya.
Tanganku yang lincah memainkan mouse, untuk membuka
file-file yang berbau  bugilgrafi. Nafas Novi
terasa di telingaku keluar tidak beraturan dan sesekali kakinya yang tinggi
dirapatkan seperti menahan sesuatu. Air liurku terasa menetes, melihat
bongkahan daging dibalik setelan blusnya yang pendek. Novi seakan memancing
mataku untuk terus melihat dadanya yang putih.
Disaat sedang asyik menikmati gambar-gambar bugil tersebut,
tiba tiba Novi sudah berada di belakangku. Payudaranya terasa kencang ketika
tangannya yang sedikit berbulu, menarik kepalaku sampai mendongkak kebelakang.
Jari jemarinya yang lentik memainkan punting susuku, serr.. nafsu birahiku
seperti meledak keluar. Dadaku berdegub kencang.
Ketika kepalaku mendongkak ke belakang, bibirku langsung di
sumbat oleh bibirnya yang mungkil. Lidahnya menari-nari di bibirku dan sesekali
menantang lidahku untuk beradu dengan lidahnya. 15 menit keadaan itu bertahan,
sampai akhirnya Novi menarik kursi yang aku duduki. Sehingga posisiku yang
pertamanya merapat dengan bibir meja, sekarang kurang lebih 50 cm bergeser
menjauhi bibir meja.
Dengan sigap Novi sudah berada dipangkuanku.
“Mas, aku ingin seperti yang digambar itu” kata Novi sambil
mendesah.
“Berikan kenikmatan yang sudah 2 bulan hilang dalam hidupku”
rengeknya.
“novv.. ” belum selesai aku menjawab, bibirnya yang liar
mulai mengoyak bibirku yang masih tertegun dengan apa yang sedang terjadi.
Jari Novi yang lentik mulai memereteli satu persatu kancing
blusnya, sambil bibirnya memegut bibirku tiada hentinya. Adik kecilku berontak,
ingin lepas dari dinding CD yang membatasinya. Goyangan pantat Novi diatas
pangkuanku, membuat semakin tegang penisku.
Aku terhanyut dengan keadaan tersebut dan lupa jika itu aku
lakukan dikantor, ditempat kerjaku!
Tanganku bergerak bagaikan seperti dikontrol, menggerayangi
punggung Novi. Dan sesekali memainkan jariku dengan nakal, sehingga menimbulkan
reaksi yangluar biasa pada tubuh Novi. Wajahku dibenamkan ke permukaan dadanya
dan tangannya meremas, menjambak rambutku yang sedikit gondrong.
“Sss.. Mas.. Ooohh.. ” desah Novi.
“Mas.. Beri aku kenikmatan.. ” rintihnya.
Aku sudah tidak sabar ingin melihat bongkahan daging dibalik
BHnya yang ukuran 32. Karena jari jemariku sudah hapal betul untuk mengetahui
letak pengait BH, maka dengan mudah aku bisa melepas nya.
Alamak. Sepasang bongkahan daging menantang di depan mataku
dengan kedua puntingnya yang berwarna merah kehitam-hitaman. Tanpa dikomando,
bibirku yang sedikit sensual mulai menyentuh permukaan payudaranya.
“Uggh.. Mas.. Teruss.. Uughh” tubuh Novi menggeliat saat
lidahku mulai bekerja menjilati payudaranya”
Geliatan tubuh Novi diatas pangkuanku membuat aku semakin
berani mengoyak dadanya, puntingnya yang mengeras tidak lupa aku isap
dalam-dalam. Sesekali aku gigit puntingnys yang mengencang, liarnya lidahku
memainkan kedua puntingnya membuat birahi Novi semakin menggebu. Lidahku dengan
liar menjilati, mengulum, menghisap, puntingnya dengan lembut sehingga membuat
gerakan Novi dipangkuanku semakin liar.
Disaat aku rasa libidonya mulai menanjak, aku mengangkat
tubuh Novi utnuk duduk di bibir meja kerjaku. Keadaan Novi yang setengah bugil
membuat aku sangat bernafsu sekali menyetubuhinya.
Setelah Novi duduk di tepi meja, kakinya yang jenjang dibuka
dan dijejakkan pada pegangan kursiku. Terlihat jelas CD transparan yang sudah
mulai basah oleh cairan yang menetes dari lubang vaginanya. Aroma wangi, muncul
dari arah lubang kewanitaan Novi. Posisiku yang duduk di kursi seperti semula,
memudahkan aku untuk mulai menyerang bagian selagkanan Novi.
Hanya sedikit membungkukkan tubuhku, bibirku sudah tepat
berada di depan selangkangan Novi. Lidahku yang panjang mulai menjilati
permukan CD Novi yang sudah ditembus oleh cairan kenikmatnya.
“Aoow.. Mass.. Ggellii” desah Novi.
Kedua tanganku memegang erat pinggul Novi, sehingga wajahku
bisa benar-benar optimal di selangkangannya. Jilatan lidahku di permukaan CD Novi
dirasakan menghentak-hentak birahinya. Ini terbukti dengan gerakan tubuhnya
yang sedikit kayang, ketika jilatan aku semakin menjadi.
Disaat posisi kayang inilah, kesempatan tidak aku sia-siakan
untuk melepas CD dengan motif rendra yang digunakan oleh Novi. Untuk memdudahk
operasiku, aku hanya menyingkap rok mini yang dikenakan Novi. Sedangkan CDnya
tidak aku lepas seluruhnya, karena hanya aku buka dari sisi kanannya saja
sedangakn yang sisi kiri aku biarkan menyangkut di betisnya yang mulus.
Belahan yang nampak jelas diselangkangan Novi dan ditumbuhi
rambut-rambut yang terawat, membuat birahi spontan merasuk ke seluruh tubuhku.
Lidahku yang dari tadi sudah ingin menikmati lubang itu langsung mendarat
dipermukaan vagina Novi.
“Ohh.. Mas.. Teruss.. Jangan.. Lepass.. ” Novi menggelinjang
hebat.
“Srrupp.. Srupp.. ” mulutku menghisap seluruh cairan yang
sudah mulai menyiram bibir vaginanya.
“Mmm.. ” bibirku melumat vagina Novi dengan liar.
Sesekali tubuhnya kembali kayang, dengan kedua tangannya
digunakan menopang tubuhnya diatas meja. Dan sesekali kembali duduk di bibir
meja dengan getaran-getaran penuh birahi. Gerakan tubuhnya naik turun, kekanan
kekiri bergerak tidak beraturan mengiringi setiapa jilatan, hisapan dan
kocokkan lidahku di vagina Novi.
“Mass.. Amppun.. Bibir kamu.. Aagh nikkmaat” desahan Novi
berkali-kali.
Sampai akhirnya, aku melihat jelas clitoris Novi sebiji
kacang mulai nongol di sudut atas vaginanya. Dengan lembut, sentuhan lidahku
langsung membuat tubuhnya bergetar hebat sambil kembali ke posisi kayang.
“Mass.. Adduh.. Aaku.. nggak.. Tahann.. Uuuhh” rintihnya.
“Gila.. Kamu Mas.. Ooo teruss..” berkali kali Novi merintih.
Clitoris Novi yang semakin memerah karena hisapan bibirku,
semakin nampak membesar sebiji kacang sehingga memudahkan aku untuk
menghisapnya dalam-dalam. Sudah tidak terhitung lagi berapa kali tubuh Novi
menggelinjang dengan posisi kayang.
Detik-detik orgasme akan diraih ole Novi dan aku tahu persis
indikasi itu, dan ketika posisi kayangnya tinggi. Aku langsung menahan
pantatnya dengan bertumpu siku tanganku diatas meja.
“Mas.. Novia.. nggak tahan.. Akuu.. Gaa..” rintih Novi.
“Mass.. Aaampunn” seiring rintihan panjang tersbut, tubuh Novi
mengejang dalam posisi kayang. Cairan bening keluar dari sudut vaginanya.
“Crutt.. Crut.. Crutt” cairan itu tidak aku lewatkan
setetespun untukmasuk dalam mulutku. Lidah berputar-putar di datas bibir
vaginanya dimana cairan bening Novi muntah untuk pertama kalinya. Dengan
lahapnya aku menelan semua cairan yang dimuntahkan ole Novi.
Walaupun aku tahu Novi sudah orgasme untuk yang pertama,
lidahku yang bandel tetap saja memainkan clitorisnya. Terkadang lidahku
bergerak keluar masuk mengoyak lubang vagina Novi, dinding-dinding vagian Novi
yang mengencak setelah orgasme pertama terasa asin dan manis.

Kali ini tubuh Novi terkulai lemas diatas meja kerjaku,
kakinya masih terbuka lebar dan kepalanya terjuntai di bibir meja. Sehingga
rambutnya yang sebahu terjuntai ke bawah, aku mencoba bangkit dari dudukku.
Kali ini tanganku menahan lutut Novi (Novi mengatur posisinya seperti orang
melahirkan), sehingga belahan di selangkangan Novi terbuka menganga. Kesempatan
ini langsung aku gunakan untuk mengocok lubang vagina Novi dengan leluasa.
Kedua tangan Novi mencengkeram bbir meja tatkala. Lidahku yang panjang untuk
kesekian kalinya mengoyak dinding-dinding vaginanya.
“Adduhh.. Mass.. Kamu pandai sekali..” rintih Novi.
“Sss.. Geli banget Mass..” desahnya kembali.
Aku mengambil soft dink Cola yang sempat aku buka, setelah
aku minum sedikit aku lelehkan dikit demi sedikit ke bibir vagina Novi sehingga
tubuh Novi kembali menggelinjang tidak beraturan.
“Ooogghh.. Mass.. Aaaoo” rintihan Novi kali ini, hanya bisa
diikuti gerakan kepalanya yang sedang menjuntai kebawah. Bak seorang yang
tripping, kepalanya mengikuti irama jilatan lidahku.
10 menit lidahku memborbardir clitoris dan vagina Novi
sampai akhirnya aku melihat gelagat Novi untuk mendapatkan orgasmenya yang
kedua.

“Mass.. Mas.. Novi.. Mau.. Keluaarr lagi..” rintihnya.
“Mass.. Ooohh.. Aku nggak taahhaann Mas..” rintih Novi
sambil memindahkan tangannya, yang tadinya mencengkeram erat bibir meja. Kali
ini menggapai-gapai kepalaku utnuk membantu membenamkan lidahku dalam-dalam ke
lubang kewanitaannya.
“Maass.. Aampunn.. Aaakkhh” dibarengi tubuh Novi yang
mengejang bebrapa saat. Cairan bening kembali meleleh berkali-kali dari lubang
vaginanya. Dan dengan rakusnya lidah dan mulutku membersihkan seluruh cairan
yang keluar untuk kedua kalinya.
Tubuh Novi tetap terlentang menikmati orgasme yang 2 kali
didapatkannya, kepalanya terjuntai.
“Sebentar Novi, aku kunci dulu pintunya.”
Aku bangkit dari tempatku dan menuju ke pintu ruanganku.
Posisi Novi masih tetap seperti semula terlentang diatas meja, blusnya putih
masih terlingkar dipinggulnya karena beberapa kancing bajunya belum terlepas.
Begitu juga dengan rok mininya masih melingkar kusut dipinggulnya.
Ketika aku balik kedepan mejaku, tiba-tiba tangan Novi
menggapai pinggulku, dan dengan sigap, Novi bisa mengeluarkan adik kecilku yang
mulai tadi sudah terbelenggu oleh ketatnya CDku.
“Waow.. Besar sekali Mas punya kamu..” puji Novi.
Dengan posisi kepala yang menjuntai di bibir meja, mulut Novi
langsung melahap batang penisku yang berukuran 16 cm kurang sedikit dab
bentuknya akan melengkung. Dengan posisi berdiri mataku menyaksikan, mulut Novi
yang menghisap, mengulum dan menjilati batang kemaluanku.
“Oh.. Novi..”
Aku menggerakkan kepala melihat langit-langit ruangan merasakan
sentuhan lidah Novi yang menari-nari di batang kemaluanku. Kedua tangan Novi,
meremas pantatku (yang kata teman-teman kencanku tergolong sexy). Tangan Novi
menggerakkan pinggulku bergark maju mundur, keluar masuk mulutnya yang tipis.
“Aduh Novi sayang.. Terus sayang..” desahku.
Novi benar-benar lihai memainkan lidahnya, sampai-sampai aku
dibuatnya merem melek. Untuk mengimbangi permainan Novi yang semankin menjadi.
Kedua jariku memilin punting Novi yang sudah mulai mengencang lagi. Sesekali
aku membungkukkan badanku, untuk sekedar menghisap punting Novi.
“Uuuff.. Tikkaa..” aku mendesah saat batang kemaluanku
bagaikan ditelan oleh mulut Novi.
Tanganku yang jahil, mulai meraba perut Novi. Dan aku
berusah menggapai kelentit Novi yang terbuka lebar. Jari telunjukku bergerak
menggesek-gesekan di permukan clitorisnya. Aku lihat tubuh Novi bergetar dengan
sentuhan jati telunjukku, dan ketika posisinya meguntungkan aku langsun meraih
kedua paha Novi sehingga posisi kita menjadi 69. Posisi ini tidak seperti 69
biasanya, karena aku berdiri setangah membungkuk sedangkan Novi kepalanya
menjuntai di bibir meja.
“Sss.. Mas.. Kamu jaahaat..” rintih Novi sesekali melepaskan
mulutnya dari batang penisku. Dan sesekali jarinya yang lentik mengocok batang
kemaluanku.
“Mas.. Aduhh.. Aku nggak kuaat nihh.. Mass” rintih Novi.
Hisapan mulutku aku perkuat dengan kencang, sampai
seakan-akan semua cairan yang meleleh di dinding vagina Novi masuk semua
kemulutku.
“Mass..” Novi merintih panjang ketika cairan di vaginanya
muncrat untuk kesekian kali.
Adik kecilku yang begitu tegang merengek untuk menikmati
lubang surgawi Novi. Akhirnya aku segera merubah posisi, ke bawah selangkangan Novi.
Novi yang masih lemas akibat orgasme ketiga tadi, langsung aku balikkan
menghadap ke bibir meja. Posisi badannya yang setengah nungging dan tengkurap
diatas meja kerjaku, membuat birahiku langsung melonjak. Tanpa memberi
kesempatan Novi bernafas, batang penisku aku arahkan ke lubang vagina Novi
melalui belakang
“Bless..”
“Maass.. Gilaa.. Besar sekali.. Ooohh,” Novi terengah-engah
menerima batang kemaluanku yang memang berukuran diatas rata-rata.
Gerakan maju mundur di belakang tubuh Novi secara berirama
aku gerakan, terkadang telapak tangan Novi menahan perutku. Agar supaya penisku
tidak masuk semua.
“Akhh.. Mas.. Amppunn.. Nikmat sekali rasanya..” rintihnya.
“Terus Mas.. Jangan berhenti.. Aku suka sekaallii” rintih Novi
untuk kesekian kalinya. Sesekali tangannya mencengkeram bibir meja dengan
kencang, saat batang kemaluanku menghujam dalam lubang Novi. Aku merubah
sedikit posisi, aku angkat satu kaki Novi untuk naik diatas meja. Sehingga
selangkangannya bersudut 90 derajat, sehingga penisku benar-benar terbenam
sampai mentok.
“Ughh.. Eeennaakk Mass..” desah Novi saat penisku terasa
mentok menyentuh batas langit-langit vagina nya.
“Crek.. Crek.. Crek..” suara batang penisku menghujam keluar
masuk di lubang kemaluan Novi.
Cengkraman tangan Novi di bibir meja, memperjelas pendapatku
bahwa gadis wanita ini benar-benar menikmati hebatnya batang penisku.
Aku berusaha mempermainkan birahi Novi dengan cara
memperlambat tempo pergerakan pinggulku. Aku melepas penis dan mulai
membalikkan tubuh Novi tepat berhadapan dengan tubuhku. Kali ini posisi Novi
duduk di tepi bibir meja kerja dan aku sendiri berdiri menghadapnya, dengan
penuh perasaan aku masukkan penisku kembali ke lubang surgawi miliknya.
“Sss..” desah Novi ketika aku mulai menggerakkan penisku
keluar masuk.
Tangan Novi menopang tubuhnya, sedangkan kakinya melingkar
di pinggulku.
“Hheekk.. Teruss.. Mas..” rintih Novi.
Beberapa saat kemudian aku lihat Novi semakin memacu
birahinya untuk mendapatkan orgasme berikutnya. Sesekali aku memutar-mutar
penisku sehingga dinding vagina Novi terasa sekali menggesek batang kemaluanku.
“Sss.. Nikmat sekali.. Mmm..” desahan Novi sekarang
dibarengi dengan merubah posisi tangannya. Yang pertama menopang tubuhnya
supaya tidak terlentang di atas meja, sekarang kedua tangann melingkar di
punggungku.
Mulutnya yang haus berusaha menjilat dan menghisap
puntingku, setiap genjotan batangku semakin bertubi-tubi. Semakin liar saja
bibirnya yang mungil meraih puntingku. Posisi ini benar-benar membuat
rangsangan yang luar biasa, persendian tubuhku seperti mulai meluncur terfokus
ke batang kemaluanku yang diguyur kenikmatan yang luar biasa.
“Uggh.. Mass.. Aampunn.. Tikkaa.. nggak taahaan..” tintih Novi
sambil menggapai-gapai puntingku yang semakin mengencang.
“Tahaann.. Sayang.. Kitaa.. Keluar saama-samaa..” rintihku
yang tidak kalah hebatnya untuk meraih klimak yang didambakan setiap orang saat
bercinta.
Gerakan kedua tubuh kami semakin tidak berirama, bagaikan
kuda liar kami memacu birahi. Sampai-sampai meja kerja bergoyang dan sedikit
berbunyi.
“Ohh.. Mass.. Keluarin.. Di dalam.. Ohh..” pinta Novi.
Yang aku tahu jika seorang wanita mengijinkan sperma kita
untuk keluar didalam vaginanya, artinya dia sudah memprotek dirinya supaya
tidak hamil. Birahiku berlomba dengan birahi Novi untuk mengejar puncak
kenikmatan.
“Mass.. Aaakuu.. Kee.. luuaarr” Novi merintih panjang sambil
menghisap puntingku dalam-dalam.
“Tahan.. Saayaanngg.. Aku jugaa.. Mauu..” rintihkan tak
kalah hebatnya.
“Akkhh..” aku merintih panjang mendapatkan kenikmatan
tersebut.
Seluruh kekuatanku saat itu, semua terfokus pada batang
kemaluanku. Dan kenikmatan itu semakin menjadi ketika Novi sedikit menggoyang
pinggulnya. Aduh alamak, rasanya aku terbang keawan.
Aku tidak bisa lagi menghitung, berapa kali semburan
spermaku di lubang vagina. Sengaja aku tidak melepas batang kemaluanku dari lubang
vagina Novi, aku rasakan denyutnya masih terasa memeras sisa-sisa kenikmatan
yang ada.
“Mas, kamu memang hebat” Novi memuji permainan sex ku.
“Kamu tidak hanya jago di teori tetapi juga prakteknya.”

Aku mengecup keningnya yang penuh dengan peluh, sekejap kemudian kepala Novi
bersandar di dadaku yang bidang. Adik kecilku yang tadinya tegang, sekarang
mulai mengkerut dan keluar dari lubang Novi dengan sendirinya.

Sejenak kami bergegas memperbaiki baju kami berdua, blus Novi yang sedikit kusut akibat
hebatnya permainan tersebut. Rok mininya dirapikan seperti semula dan celana
dalamnya dikenakan lagi. Komputer, meja, dan dinding kantorku, menjadi saksi
bisu permainan sex kami berdua.

Setelah merapikan rambut dan Novi memoles wajahnya dengan perlengkapan make upnya, kami
bergegas keluar ruangan. Sengaja, aku tidak membawa mobilku karena memang aku
akan mengantar Novi ke tempat yang dituju.

Sepanjang permainan Novi tidak henti-hentinya memuji permainan sex yang baru aku
tunjukkan. Dan kami berdua, bagaikan seorang sahabat yang sudah mengenal.
Sehingga tidak ada jarak lagi untuk saling bercanda, saling tertawa.

Kenangan yang indah di tempat kerjaku, seakan hanya kami berdua yang bisa merasakan
keindahan permainan tersebut. Kami berdua telah mereguk kenikmatan bersama.