Malu Tapi Mau
Cerita Dewasa - awal cerita ini dari saudara karibku yang bercerita, Pertemanan adalah suatu hal yang sangat penting dalam hidup seseorang dimana kita bisa saling berbagi dan saling menolong dalam kesulitan. Tapi arti pertemanan tidaklah seindah yang sering dibicarakan orang bagi Herlinda, saya sebut saja demikian namanya.
Sebagai keluarga dari kalangan atas, menghabiskan waktu liburan berbintang lima di Nusa Dua Bali bukanlah masalah bagi keluarga Herlinda. Selama beberapa hari Herlinda menghabiskan waktu liburan dengan suami dan dua orang anaknya disana. Setelah beberapa hari, suami Herlinda mengajaknya untuk ke Lombok. Tapi dengan alasan Herlinda merasa bosan dengan tempat itu, juga perjalanan dengan kapal fery yang yang cukup makan waktu, maka Herlinda menolak ajakan suaminya itu. Cerita dewasa Tentang Herlinda gadis cantik anak 2 berlanjut.
Akhirnya suami dan kedua anaknya segera menuju Lombok tanpa Herlinda. Herlinda, 30 tahun, walau sudah punya anak dua orang tapi penampilan dan gayanya mirip dengan layaknya gadis kota masa kini. Wajah sangat cantik, putih, dan tubuh sintal selalu membuat lelaki manapun akan tertarik. Salah satu nilai lebih dari rumah tangga Herlinda adalah kebebasan yang diberikan suaminya kepada Herlinda untuk boleh bergaul atau jalan dengan siapa saja asal Herlinda selalu jujur kepada suaminya itu. Hal ini terjadi karena suaminya sangat tahu akan libido Herlinda yang sangat tinggi hingga suaminya agak kewalahan dalam melayani kebutuhan seksual Herlinda. Dan nilai lebih dari Herlinda adalah kejujuran kepada suaminya bila dia jalan dan main dengan pria lain.
Pagi itu di restoran hotel, ketika Herlinda sedang makan pagi..
“Hei..!”, terdengar suara diiringi dengan tepukan tangan di pundak Herlinda.
“Hei, Ani.. Biema.. Pak Frankie..”, sahut Herlinda senang ketika melihat mereka bertiga.
“Mana suamimu?”, tanya Ani.
“Sedang ke Lombok dengan anak-anak”, jawab Herlinda.
“Duduklah di sini, temani aku makan..”, kata Herlinda.
Mereka pun segera duduk dan makan pagi bersama satu meja. Ani dan Biema adalah teman bisnis suami Herlinda di Jakarta, sedangkan Frankie adalah seorang dokter, duda, yang jadi dokter keluarga Herlinda. Frankie dikenalkan kepada keluarga Herlinda oleh Ani dan Biema dulunya.
“Nanti malam kita turun yuk? Kita habiskan malam bersama di diskotik”, ajak Biema kepada Herlinda.
“Entahlah..”, kata Herlinda.
“Loh kenapa? Ayolah Bu Herlinda, kita sekali-sekali bergembira bersama”, kata Frankie ikut menyela sambil tersenyum menatap Herlinda.
“Ikutlah, Herlinda.. Masa cuma aku seorang ceweknya..”, kata Ani.
“Baiklah kalau begitu.. Aku ikut”, kata Herlinda sambil tersenyum.
“Kamu tinggal di kamar berapa?”, tanya Biema kepada Herlinda.
“Aku di suite room..”, kata Herlinda sambil menyebutkan nomor kamarnya.
“Ha? Kalau begitu kita bersebelahan dong..”, kata Ani sambil menyebutkan nomor kamar mereka.
“Yee.. Kok aku tidak tahu, ya? Kapan kalian check in?”, tanya Herlinda.
“Semalem. Tadinya kami mau tinggal di kamar lain, tapi karena sudah penuh, akhirnya kami ditunjukkan kamar yang masih pada kosong..”, kata Biema.
“Tau nggak kalau kamar kita terhubung oleh connecting door, Ni?”, kata Herlinda kepada Ani.
“Iya? Berarti kita bisa kumpul-kumpul nih..”, kata Ani girang.
“Oke deh, Herlinda.. Nanti malam kita pergi bareng ke Diskotik, ya?’, ujar Biema.
“Aku bawa minuman enak dari Perancis nanti..”, kata Biema lagi.
“Baiklah. Kalian pada mau kemana?”, tanya Herlinda.
“Kami ada keperluan dulu. Bye..”, kata Ani sambil bangkit diikuti Biema dan Andi, lalu mereka pergi.
Malamnya, dengan memakai T-shirt ketat plus rok katun sangat mini sehingga paha mulusnya tampak dengan indah, Herlinda berangkat dengan mereka ke diskotik.
“Kita minum dulu deh agar hangat”, kata Biema sambil menuang minuman bawaannya ke dalam gelas dan disodorkan kepada Herlinda.
“Okay.. Siapa takut..”, kata Herlinda sambil meneguk minumannya.
“Hm.. Enak.. Manis.. Give me more, please.”, kata Herlinda kepada Biema. Biemapun segera menuang lagi minuman ke gelas Herlinda yang sudah kosong.
“Jangan terlalu banyak, Herlinda.. Nanti kamu jadi hot, loh..”, kata Ani sambil tertawa. Mereka tertawa-tawa sambil menikmati minuman berakohol diiringi lagu yang diputar DJ.
“Turun, yuk..”, ajak Frankie kepada Herlinda.
“Ayo..”, kata Herlinda sambil bangkit.
Perasaannya sudah mulai terpengaruh alkohol. Akhirnya Ani dan Biema serta Herlinda dan Frankie melantai mengikuti hentakan irama yang cepat. Sampai akhirnya ketika lagu berganti ke irama slow, Herlinda dan Frankie saling berangkulan dan berdansa mengikuti alunan irama lagu.
“Mmhh..”, Herlinda mendesah hampir tak tedengar ketika dadanya bersentuhan dengan dada Frankie.
Entah karena pengaruh alkohol atau memang karena libido Herlinda yang tinggi, puting susu Herlinda mengeras dan makin mengeras ketika dadanya bersentuhan dengan badan Frankie. Hasrat sex Herlinda bangkit karenanya. Tapi Herlinda masih bisa menahan dirinya. Mereka terus menikmati waktu yang ada sambil meneguk minuman hingga wajah mereka memerah. Herlinda benar-benar menikmati malam itu selagi bisa bebas dari beban pekerjaan dan anak-anaknya. Sampai ketika waktu menunjukkan jam 1.00 pagi mereka segera pulang ke hotel.
“Kita ngobrol di kamar saja, yuk?”, kata Biema.
“Okay.. Nanti aku buka connecting door-nya”, kata Herlinda sambil berlalu menuju kamarnya.
Sementara Ani, Biema dan Frankie masih duduk-duduk di lobby. Sesampai di kamar, Herlinda segera membuka connecting door-nya, lalu dia ketuk pintu sebelahnya. Tidak ada jawaban.
“Ah, masih pada di bawah barangkali..”, pikir Herlinda sambil merebahkan badannya di ranjang.
Hampir setengah jam menunggu, ternyata mereka tidak datang juga. Akhirnya Herlinda memutuskan untuk berendam air hangat dan mandi selama beberapa menit.
“Hei.. Sorry kami kelamaan..”, suara Ani yang tiba-tiba masuk kamar mandi mengagetkan Herlinda yang baru saja memakai kimono.
“Biema dan Frankie di ruang tengah..”, kata Ani lagi sambil agak sempoyongan.
“Kamar kamu enak juga ada ruang tamunya.. Kita bisa ngobrol disini..”, kata Ani lagi.
“Shit!! Ngapain kumpul di kamar aku?”, bisik hati Herlinda.
“Hei perempuan! Cepatlah kemari.. Kita habiskan sisa minuman tadi”, terdengar suara Biema memanggil. Akhirnya mereka berempat lagi-lagi meneguk bergelas alkohol yang dibawa Biema.
“Ohh.. Gawat! Kenapa aku jadi pengen..”, hati Herlinda berbisik ketika pengaruh alkohol mulai menjalar di tubuhnya.
Terasa oleh Herlinda buah dada serta puting susunya mulai mengeras lagi, sementara kemaluannya terasa berdenyut basah menahan hasrat sex..
“Aku akan hirup udara segar dulu..”, kata Herlinda sambil bangkit agak terhuyung menuju teras. Dihirupnya udara malam dalam-dalam untuk mengurangi sesuatu di dalam tubuhnya yang mulai menggoda imannya.
“Ohh..”, tiba-tiba terdengar suara Biema mendesah keras dari dalam. Herlinda segera melongokan kepalanya untuk melihat apa yang terjadi.
“Oh my God!”, batin Herlinda ketika melihat apa yang terjadi. Hasrat sex dan denyutan kemaluannya semakin terasa menggoda.
Di depan matanya, Herlinda melihat bagaimana Ani berciuman dengan suaminya di kursi sambil tangannya mengocok kemaluan Biema yang sudah tegak. Celana Biema hanya di buka dan diperosotkan sebatas pahanya saja.
“Ohh.. Cepat hisap kemaluan aku, bitch!”, kata Biema kepada Ani. Dengan serta merta Ani menurunkan kepalanya, lalu dengan segera kemaluan Biema sudah dilahapnya sambil tetap dikocok pelan.
“Ooh..”, desah Biema ketika lidah Ani menjilati kepala kemaluannya sambil batangnya tetap dikocok tangan Ani.
“Apa yang harus aku lakukan?”, batin Herlinda ketika melihat kemaluan Biema yang basah di jilat dan dihisap mulut Ani.
Hasrat sexnya semakin memuncak. Dengan mata agak nanar terus dilihatnya Ani dan Biema. Antara sadar dan tidak, tak terasa oleh Herlinda ketika Frankie menempelkan tubuhnya dari belakang. Tangan Frankie menyusuri kaki Herlinda dari betis sampai paha lalu naik ke pantat Herlinda yang belum sempai memakai pakaian dalam sejak selesai mandi tadi..
“Hei! Pak Frankie ngapain?!”, kata Herlinda kaget sambil menepis tangan Frankie dari pantatnya.
“Kita sama-sama tahu sama-sama mau kan..”, kata Frankie sambil mendekati Herlinda.
Cerita Seks – Herlinda segera menghindar dan berlari menuju kamarnya melewati Ani dan Biema yang sedang asyik melakukan oral seks. Ani dan Biema sampai kaget dan menghentikan cumbuan mereka ketika melihat Herlinda melintas. Di dalam kamarnya Herlinda masih bingung dan teringat akan oral seks Ani dan Abeim serta perlakuan Frankie kepadanya. Sebetulnya hasrat sex Herlinda sudah sangat memuncak saat itu, tapi entah kenapa masih ada rasa ragu di hatinya.
“Ada apa, Herlinda?”, tiba-tiba Ani masuk kamar dan menghampiri Herlinda yang masih berdiri.
“Entahlah, An.. Aku.. Aku aku tak tahu..”, kata Herlinda sambil melepas kimono lalu segera memakai celana dalamnya.
Tapi ketika Herlinda akan memakai memakai Bra, tiba-tiba Ani memeluknya dari belakang hingga Herlinda tidak jadi memakai Bra tersebut.
“Ayolah Herlinda, kita nikmati malam ini..”, bisik Ani ke telinga Herlinda.
“Mmhh..”, desah Herlinda ketika tangan Ani mengusap seluruh badannya. Usapan dan belaian tangan Ani kembali mengobarkan hasrat sex Herlinda yang sempat surut.
“Kapan lagi kita bisa bersama seperti ini?”, bisik Ani lagi sambil tangannya meremas kedua buah dada Herlinda dari belakang.
“Ohh..”, desah Herlinda sambil terpejam menikmati sensasi jari tangan Ani ketika memainkan dan memelintir puting susunya.
“Mmhh.. Ohh..”, desah Herlinda makin keras ketika lidah dan bibir Ani menyusuri telinga, tengkuk dan lehernya sembari tangannya tetap meremas dan memainkan puting susu Herlinda.
“Nikmati saja malam ini..”, bisik Ani sambil membalikan badan Herlinda dan merebahkannya di ranjang.
“Oww..”, jerit lirih Herlinda ketika lidah dan bibir Ani menciumi dan menjilati buah dada serta puting susunya.
“Aniihh.. Oohhsshh..”, jerit Herlinda makin keras ketika jari Ani masuk ke celana dalam dan menggosok kemaluannya.
Tubuh Herlinda menggeliat terbawa rasa nikmat dan terlepasnya himpitan hasrat sex yang tertahan sebelumnya.
“Kamu menyukai ini?”, bisik Ani sambil lidah dan mulutnya turun menyusuri perut sementara tangannya melepas celana dalan yang dipakai Herlinda.
“Ohh.. Anniihh..”, jerit Herlinda ketika ada rasa nikmat yang menjalar ketika lidah Ani dengan liar menyusuri belahan kemaluannya.
“Ohh Ani.. Enakkhh”, desah Herlinda waktu lidah Ani menjilati kelentit dan sesekali mengulumnya.
“Anniihh.. Akku.. Keluarrhh..!”, jerit Herlinda sambil menggelinjang dan mendesakan kepala Ani ke kemaluannya ketika ada semburan hangat terasa di kemaluannya yang disertai rasa nikmat yang luar biasa.
Ani tersenyum sambil bangkit lalu memeluk dan melumat bibir Herlinda.
“Aku baru kali ini merasakan bercumbu dengan wanita.. Ternyata memuaskan..”, bisik Herlinda sambil sesekali mengecup bibir Ani. Ketika Herlinda dan Ani saling lumat bibir, terasa oleh Herlinda ada tangan yang menjamah, membelai dan meremas pelan buah dadanya.
“Sayang, kamu layani si Frankie..”, Biema menyuruh dan menarik tubuh Ani dari atas tubuh Herlinda.
“Kamu menyukai permainan istriku, Herlinda?”, kata Biema yang sudah telanjang bulat sambil menindih tubuh Herlinda serta mulai menciumi leher lalu turun ke buah dada Herlinda.
“Jangaann!! “, teriak Herlinda sambil meronta menjauhkan wajah Biema dari buah dadanya. Tapi Biema dengan cepat memegang kedua tangan Herlinda, lalu lidah dan mulutnya kembali meneruskan menjilati buah dada dan puting susu Herlinda.
“Ohh.. Jangaannhh.. Janghh.. Jangannhh..”, rintih Herlinda diantara rasa malu, rasa terhina, serta rasa nikmat ketika lidah Biema bisa memberikan rasa itu. Apalagi ketika kemaluan Biema yang tegang dan tegak mengesek-gesek kemaluannya yang sudah basah. Bahkan ketika lidah Biema turun ke perut, turun lagi hingga mencapai kemaluannya, Herlinda kembali menggelepar dalam kenikmatan walau hatinya menolak diperlakukan demikian.
“Jangannhh, Biem..!”, jerit lirih Herlinda ketika Biema mulai mengarahkan kemaluan ke lubang kemaluannya. Ani-pun yang sedang asyik disetubuhi Frankie, sempat menghentikan persetubuhannya lalu bangkit dan mencoba memegang kemaluan Biema agar tidak menyetubuhi Herlinda.
“Sudah! Kamu nikmati saja kemaluan si Frankie sana!”, kata Biema aga keras sambil mendorong tubuh Ani.
“Sudahlah, Ani.. Sini!”, kata Frankie sambil menarik dan merebahkan tubuh Ani di karpet lalu kembali menyetubuhi istri temannya itu.
“Ohh..!”, terdengar desah Herlinda ketika kemaluan Biema masuk ke kemaluannya lalu dengan kasar dan cepat Biema menggenjotnya.
“Jangan, Biemm.. Lepaskan aku!”, jerit lirih Herlinda di sela rasa sakit dan nikmat ketika kemaluan Biema keluar masuk kemaluannya.
“Fuck you, bitch!”, kata Biema sambil mengangkat satu kaki Herlinda dan di tahan oleh pundaknya.
“Ohh.. Kemaluanmu nikmat, Herlinda..”, kata Biema sambil memompa kemaluannya lebih dalam dengan posisi demikian.
“Ohh.. Mmhh..”, desah Herlinda sambil terpejam. Rasa sakit yang ada kini berganti rasa nikmat yang luar biasa.
“Bagaimana rasanya, sayang..”, terdengar suara Ani di samping Herlinda ketika Ani mengganti posisi dengan doggy style di atas ranjang.
“Kamu nikmati saja malam ini, Herlinda.. Kapan lagi kita bisa bersama seperti ini..”, Frankie menyela sambil mengenjot kemaluan Ani dalam posisi menungging.
“Mmhh.. Sshh.. Ohh”, Herlinda hanya menjawab dengan desahan pertanda sedang menikmati suatu kenikmatan ketika Biema dengan ganas mengeluarmasukkan kemaluan ke kemaluannya.
“Ooww.. Ohh..!”, terdengar suara Herlinda menjerit sambil memegang tangan Biema dengan kencang. Sementara tubuhnya menggeliat serta mendesakkan kemaluannya ke kemaluan Biema dan menggoyangnya dengan cepat.
“Serr! Serr! Serr!”, kembali kemaluan Herlinda mengeluarkan air mani yang menyembur hangat di dalam kemaluannya.
“Ohh.. Fuck you! Fuck you!”, kata Biema sambil menggenjot kemaluannya makin cepat dan makin cepat.
“Crott! Croott! Crott!”, air mani Biema menyembur banyak di dalam kemaluan Herlinda.
“Oohh..!!”, desah Biema sambil merebahkan tubuhnya menindih tubuh Herlinda.
Herlinda hanya bisa memejamkan mata setelahnya. Rasa lelah serta pengaruh alkohol yang masih ada membuatnya tak mempedulikan lagi keadaan disekelilingnya. Yang sempat terdengar oleh telinga Herlinda adalah teriakan kenikmatan yang keluar dari mulut Ani dan Frankie yang sedang asyik bersetubuh di depan suami Ani sendiri. Mata Herlinda sedikit demi sedikit makin berat. Hanya rasa nyaman dan sisa-sisa kenikmatan di kemaluan Herlinda yang membuat kemaluannya berdenyut-denyut hingga Herlinda tertidur..
Herlinda tertidur sampai siang hari dalam kedaan telanjang bulat. Tubuhnya tertidur hanya diselimuti oleh bed cover. Tak terdengar olehnya ketukan pintu oleh cleaning service. Sehingga ketika cleaning service membuka pintu dengan kunci cadangan yang dia bawa, dia begitu terkejut melihat tubuh molek tergolek di ranjang.
“Eh.., maaf, Bu.. Saya kira tidak ada siap-siapa di dalam”, kata petugas kebersihan tersebut.
“Tidak apa-apa.. Kembali lagi saja dan bereskan kamar saya nanti agak siang..”, kata Herlinda sambil menyelimuti tubuhnya lebih rapat.
Setelah petugas itu keluar, Herlinda hanya bisa merenungi apa yang terjadi semalam. Herlinda sendiri merasa heran, dirinya tidak mau dipaksa, diperkosa, entah apapun namanya, tapi yang jelas dirinya begitu menikmati perlakuan orang lain yang begitu kasar pada dirinya pada akhirnya..
Herlinda memang sangat suka berpetualang seks dari sebelum menikah sampai sekarang, tapi belum pernah merasakan sensasi kenikmatan seperti yang dirasakan semalam.. Ingin rasa hati Herlinda menceritakan hal ini kepada suaminya, tapi pertentangan batin terjadi dalam hatinya karena hal ini menyangkut kepada teman-teman baik suaminya. Bahkan terbersit keinginan Herlinda untuk kembali ingin mendapatkan sensasi kenikmatan dengan menjadi objek pemaksaan seksual..
Cerita Dewasa - awal cerita ini dari saudara karibku yang bercerita, Pertemanan adalah suatu hal yang sangat penting dalam hidup seseorang dimana kita bisa saling berbagi dan saling menolong dalam kesulitan. Tapi arti pertemanan tidaklah seindah yang sering dibicarakan orang bagi Herlinda, saya sebut saja demikian namanya.
Sebagai keluarga dari kalangan atas, menghabiskan waktu liburan berbintang lima di Nusa Dua Bali bukanlah masalah bagi keluarga Herlinda. Selama beberapa hari Herlinda menghabiskan waktu liburan dengan suami dan dua orang anaknya disana. Setelah beberapa hari, suami Herlinda mengajaknya untuk ke Lombok. Tapi dengan alasan Herlinda merasa bosan dengan tempat itu, juga perjalanan dengan kapal fery yang yang cukup makan waktu, maka Herlinda menolak ajakan suaminya itu. Cerita dewasa Tentang Herlinda gadis cantik anak 2 berlanjut.
Akhirnya suami dan kedua anaknya segera menuju Lombok tanpa Herlinda. Herlinda, 30 tahun, walau sudah punya anak dua orang tapi penampilan dan gayanya mirip dengan layaknya gadis kota masa kini. Wajah sangat cantik, putih, dan tubuh sintal selalu membuat lelaki manapun akan tertarik. Salah satu nilai lebih dari rumah tangga Herlinda adalah kebebasan yang diberikan suaminya kepada Herlinda untuk boleh bergaul atau jalan dengan siapa saja asal Herlinda selalu jujur kepada suaminya itu. Hal ini terjadi karena suaminya sangat tahu akan libido Herlinda yang sangat tinggi hingga suaminya agak kewalahan dalam melayani kebutuhan seksual Herlinda. Dan nilai lebih dari Herlinda adalah kejujuran kepada suaminya bila dia jalan dan main dengan pria lain.
Pagi itu di restoran hotel, ketika Herlinda sedang makan pagi..
“Hei..!”, terdengar suara diiringi dengan tepukan tangan di pundak Herlinda.
“Hei, Ani.. Biema.. Pak Frankie..”, sahut Herlinda senang ketika melihat mereka bertiga.
“Mana suamimu?”, tanya Ani.
“Sedang ke Lombok dengan anak-anak”, jawab Herlinda.
“Duduklah di sini, temani aku makan..”, kata Herlinda.
Mereka pun segera duduk dan makan pagi bersama satu meja. Ani dan Biema adalah teman bisnis suami Herlinda di Jakarta, sedangkan Frankie adalah seorang dokter, duda, yang jadi dokter keluarga Herlinda. Frankie dikenalkan kepada keluarga Herlinda oleh Ani dan Biema dulunya.
“Nanti malam kita turun yuk? Kita habiskan malam bersama di diskotik”, ajak Biema kepada Herlinda.
“Entahlah..”, kata Herlinda.
“Loh kenapa? Ayolah Bu Herlinda, kita sekali-sekali bergembira bersama”, kata Frankie ikut menyela sambil tersenyum menatap Herlinda.
“Ikutlah, Herlinda.. Masa cuma aku seorang ceweknya..”, kata Ani.
“Baiklah kalau begitu.. Aku ikut”, kata Herlinda sambil tersenyum.
“Kamu tinggal di kamar berapa?”, tanya Biema kepada Herlinda.
“Aku di suite room..”, kata Herlinda sambil menyebutkan nomor kamarnya.
“Ha? Kalau begitu kita bersebelahan dong..”, kata Ani sambil menyebutkan nomor kamar mereka.
“Yee.. Kok aku tidak tahu, ya? Kapan kalian check in?”, tanya Herlinda.
“Semalem. Tadinya kami mau tinggal di kamar lain, tapi karena sudah penuh, akhirnya kami ditunjukkan kamar yang masih pada kosong..”, kata Biema.
“Tau nggak kalau kamar kita terhubung oleh connecting door, Ni?”, kata Herlinda kepada Ani.
“Iya? Berarti kita bisa kumpul-kumpul nih..”, kata Ani girang.
“Oke deh, Herlinda.. Nanti malam kita pergi bareng ke Diskotik, ya?’, ujar Biema.
“Aku bawa minuman enak dari Perancis nanti..”, kata Biema lagi.
“Baiklah. Kalian pada mau kemana?”, tanya Herlinda.
“Kami ada keperluan dulu. Bye..”, kata Ani sambil bangkit diikuti Biema dan Andi, lalu mereka pergi.
Malamnya, dengan memakai T-shirt ketat plus rok katun sangat mini sehingga paha mulusnya tampak dengan indah, Herlinda berangkat dengan mereka ke diskotik.
“Kita minum dulu deh agar hangat”, kata Biema sambil menuang minuman bawaannya ke dalam gelas dan disodorkan kepada Herlinda.
“Okay.. Siapa takut..”, kata Herlinda sambil meneguk minumannya.
“Hm.. Enak.. Manis.. Give me more, please.”, kata Herlinda kepada Biema. Biemapun segera menuang lagi minuman ke gelas Herlinda yang sudah kosong.
“Jangan terlalu banyak, Herlinda.. Nanti kamu jadi hot, loh..”, kata Ani sambil tertawa. Mereka tertawa-tawa sambil menikmati minuman berakohol diiringi lagu yang diputar DJ.
“Turun, yuk..”, ajak Frankie kepada Herlinda.
“Ayo..”, kata Herlinda sambil bangkit.
Perasaannya sudah mulai terpengaruh alkohol. Akhirnya Ani dan Biema serta Herlinda dan Frankie melantai mengikuti hentakan irama yang cepat. Sampai akhirnya ketika lagu berganti ke irama slow, Herlinda dan Frankie saling berangkulan dan berdansa mengikuti alunan irama lagu.
“Mmhh..”, Herlinda mendesah hampir tak tedengar ketika dadanya bersentuhan dengan dada Frankie.
Entah karena pengaruh alkohol atau memang karena libido Herlinda yang tinggi, puting susu Herlinda mengeras dan makin mengeras ketika dadanya bersentuhan dengan badan Frankie. Hasrat sex Herlinda bangkit karenanya. Tapi Herlinda masih bisa menahan dirinya. Mereka terus menikmati waktu yang ada sambil meneguk minuman hingga wajah mereka memerah. Herlinda benar-benar menikmati malam itu selagi bisa bebas dari beban pekerjaan dan anak-anaknya. Sampai ketika waktu menunjukkan jam 1.00 pagi mereka segera pulang ke hotel.
“Kita ngobrol di kamar saja, yuk?”, kata Biema.
“Okay.. Nanti aku buka connecting door-nya”, kata Herlinda sambil berlalu menuju kamarnya.
Sementara Ani, Biema dan Frankie masih duduk-duduk di lobby. Sesampai di kamar, Herlinda segera membuka connecting door-nya, lalu dia ketuk pintu sebelahnya. Tidak ada jawaban.
“Ah, masih pada di bawah barangkali..”, pikir Herlinda sambil merebahkan badannya di ranjang.
Hampir setengah jam menunggu, ternyata mereka tidak datang juga. Akhirnya Herlinda memutuskan untuk berendam air hangat dan mandi selama beberapa menit.
“Hei.. Sorry kami kelamaan..”, suara Ani yang tiba-tiba masuk kamar mandi mengagetkan Herlinda yang baru saja memakai kimono.
“Biema dan Frankie di ruang tengah..”, kata Ani lagi sambil agak sempoyongan.
“Kamar kamu enak juga ada ruang tamunya.. Kita bisa ngobrol disini..”, kata Ani lagi.
“Shit!! Ngapain kumpul di kamar aku?”, bisik hati Herlinda.
“Hei perempuan! Cepatlah kemari.. Kita habiskan sisa minuman tadi”, terdengar suara Biema memanggil. Akhirnya mereka berempat lagi-lagi meneguk bergelas alkohol yang dibawa Biema.
“Ohh.. Gawat! Kenapa aku jadi pengen..”, hati Herlinda berbisik ketika pengaruh alkohol mulai menjalar di tubuhnya.
Terasa oleh Herlinda buah dada serta puting susunya mulai mengeras lagi, sementara kemaluannya terasa berdenyut basah menahan hasrat sex..
“Aku akan hirup udara segar dulu..”, kata Herlinda sambil bangkit agak terhuyung menuju teras. Dihirupnya udara malam dalam-dalam untuk mengurangi sesuatu di dalam tubuhnya yang mulai menggoda imannya.
“Ohh..”, tiba-tiba terdengar suara Biema mendesah keras dari dalam. Herlinda segera melongokan kepalanya untuk melihat apa yang terjadi.
“Oh my God!”, batin Herlinda ketika melihat apa yang terjadi. Hasrat sex dan denyutan kemaluannya semakin terasa menggoda.
Di depan matanya, Herlinda melihat bagaimana Ani berciuman dengan suaminya di kursi sambil tangannya mengocok kemaluan Biema yang sudah tegak. Celana Biema hanya di buka dan diperosotkan sebatas pahanya saja.
“Ohh.. Cepat hisap kemaluan aku, bitch!”, kata Biema kepada Ani. Dengan serta merta Ani menurunkan kepalanya, lalu dengan segera kemaluan Biema sudah dilahapnya sambil tetap dikocok pelan.
“Ooh..”, desah Biema ketika lidah Ani menjilati kepala kemaluannya sambil batangnya tetap dikocok tangan Ani.
“Apa yang harus aku lakukan?”, batin Herlinda ketika melihat kemaluan Biema yang basah di jilat dan dihisap mulut Ani.
Hasrat sexnya semakin memuncak. Dengan mata agak nanar terus dilihatnya Ani dan Biema. Antara sadar dan tidak, tak terasa oleh Herlinda ketika Frankie menempelkan tubuhnya dari belakang. Tangan Frankie menyusuri kaki Herlinda dari betis sampai paha lalu naik ke pantat Herlinda yang belum sempai memakai pakaian dalam sejak selesai mandi tadi..
“Hei! Pak Frankie ngapain?!”, kata Herlinda kaget sambil menepis tangan Frankie dari pantatnya.
“Kita sama-sama tahu sama-sama mau kan..”, kata Frankie sambil mendekati Herlinda.
Cerita Seks – Herlinda segera menghindar dan berlari menuju kamarnya melewati Ani dan Biema yang sedang asyik melakukan oral seks. Ani dan Biema sampai kaget dan menghentikan cumbuan mereka ketika melihat Herlinda melintas. Di dalam kamarnya Herlinda masih bingung dan teringat akan oral seks Ani dan Abeim serta perlakuan Frankie kepadanya. Sebetulnya hasrat sex Herlinda sudah sangat memuncak saat itu, tapi entah kenapa masih ada rasa ragu di hatinya.
“Ada apa, Herlinda?”, tiba-tiba Ani masuk kamar dan menghampiri Herlinda yang masih berdiri.
“Entahlah, An.. Aku.. Aku aku tak tahu..”, kata Herlinda sambil melepas kimono lalu segera memakai celana dalamnya.
Tapi ketika Herlinda akan memakai memakai Bra, tiba-tiba Ani memeluknya dari belakang hingga Herlinda tidak jadi memakai Bra tersebut.
“Ayolah Herlinda, kita nikmati malam ini..”, bisik Ani ke telinga Herlinda.
“Mmhh..”, desah Herlinda ketika tangan Ani mengusap seluruh badannya. Usapan dan belaian tangan Ani kembali mengobarkan hasrat sex Herlinda yang sempat surut.
“Kapan lagi kita bisa bersama seperti ini?”, bisik Ani lagi sambil tangannya meremas kedua buah dada Herlinda dari belakang.
“Ohh..”, desah Herlinda sambil terpejam menikmati sensasi jari tangan Ani ketika memainkan dan memelintir puting susunya.
“Mmhh.. Ohh..”, desah Herlinda makin keras ketika lidah dan bibir Ani menyusuri telinga, tengkuk dan lehernya sembari tangannya tetap meremas dan memainkan puting susu Herlinda.
“Nikmati saja malam ini..”, bisik Ani sambil membalikan badan Herlinda dan merebahkannya di ranjang.
“Oww..”, jerit lirih Herlinda ketika lidah dan bibir Ani menciumi dan menjilati buah dada serta puting susunya.
“Aniihh.. Oohhsshh..”, jerit Herlinda makin keras ketika jari Ani masuk ke celana dalam dan menggosok kemaluannya.
Tubuh Herlinda menggeliat terbawa rasa nikmat dan terlepasnya himpitan hasrat sex yang tertahan sebelumnya.
“Kamu menyukai ini?”, bisik Ani sambil lidah dan mulutnya turun menyusuri perut sementara tangannya melepas celana dalan yang dipakai Herlinda.
“Ohh.. Anniihh..”, jerit Herlinda ketika ada rasa nikmat yang menjalar ketika lidah Ani dengan liar menyusuri belahan kemaluannya.
“Ohh Ani.. Enakkhh”, desah Herlinda waktu lidah Ani menjilati kelentit dan sesekali mengulumnya.
“Anniihh.. Akku.. Keluarrhh..!”, jerit Herlinda sambil menggelinjang dan mendesakan kepala Ani ke kemaluannya ketika ada semburan hangat terasa di kemaluannya yang disertai rasa nikmat yang luar biasa.
Ani tersenyum sambil bangkit lalu memeluk dan melumat bibir Herlinda.
“Aku baru kali ini merasakan bercumbu dengan wanita.. Ternyata memuaskan..”, bisik Herlinda sambil sesekali mengecup bibir Ani. Ketika Herlinda dan Ani saling lumat bibir, terasa oleh Herlinda ada tangan yang menjamah, membelai dan meremas pelan buah dadanya.
“Sayang, kamu layani si Frankie..”, Biema menyuruh dan menarik tubuh Ani dari atas tubuh Herlinda.
“Kamu menyukai permainan istriku, Herlinda?”, kata Biema yang sudah telanjang bulat sambil menindih tubuh Herlinda serta mulai menciumi leher lalu turun ke buah dada Herlinda.
“Jangaann!! “, teriak Herlinda sambil meronta menjauhkan wajah Biema dari buah dadanya. Tapi Biema dengan cepat memegang kedua tangan Herlinda, lalu lidah dan mulutnya kembali meneruskan menjilati buah dada dan puting susu Herlinda.
“Ohh.. Jangaannhh.. Janghh.. Jangannhh..”, rintih Herlinda diantara rasa malu, rasa terhina, serta rasa nikmat ketika lidah Biema bisa memberikan rasa itu. Apalagi ketika kemaluan Biema yang tegang dan tegak mengesek-gesek kemaluannya yang sudah basah. Bahkan ketika lidah Biema turun ke perut, turun lagi hingga mencapai kemaluannya, Herlinda kembali menggelepar dalam kenikmatan walau hatinya menolak diperlakukan demikian.
“Jangannhh, Biem..!”, jerit lirih Herlinda ketika Biema mulai mengarahkan kemaluan ke lubang kemaluannya. Ani-pun yang sedang asyik disetubuhi Frankie, sempat menghentikan persetubuhannya lalu bangkit dan mencoba memegang kemaluan Biema agar tidak menyetubuhi Herlinda.
“Sudah! Kamu nikmati saja kemaluan si Frankie sana!”, kata Biema aga keras sambil mendorong tubuh Ani.
“Sudahlah, Ani.. Sini!”, kata Frankie sambil menarik dan merebahkan tubuh Ani di karpet lalu kembali menyetubuhi istri temannya itu.
“Ohh..!”, terdengar desah Herlinda ketika kemaluan Biema masuk ke kemaluannya lalu dengan kasar dan cepat Biema menggenjotnya.
“Jangan, Biemm.. Lepaskan aku!”, jerit lirih Herlinda di sela rasa sakit dan nikmat ketika kemaluan Biema keluar masuk kemaluannya.
“Fuck you, bitch!”, kata Biema sambil mengangkat satu kaki Herlinda dan di tahan oleh pundaknya.
“Ohh.. Kemaluanmu nikmat, Herlinda..”, kata Biema sambil memompa kemaluannya lebih dalam dengan posisi demikian.
“Ohh.. Mmhh..”, desah Herlinda sambil terpejam. Rasa sakit yang ada kini berganti rasa nikmat yang luar biasa.
“Bagaimana rasanya, sayang..”, terdengar suara Ani di samping Herlinda ketika Ani mengganti posisi dengan doggy style di atas ranjang.
“Kamu nikmati saja malam ini, Herlinda.. Kapan lagi kita bisa bersama seperti ini..”, Frankie menyela sambil mengenjot kemaluan Ani dalam posisi menungging.
“Mmhh.. Sshh.. Ohh”, Herlinda hanya menjawab dengan desahan pertanda sedang menikmati suatu kenikmatan ketika Biema dengan ganas mengeluarmasukkan kemaluan ke kemaluannya.
“Ooww.. Ohh..!”, terdengar suara Herlinda menjerit sambil memegang tangan Biema dengan kencang. Sementara tubuhnya menggeliat serta mendesakkan kemaluannya ke kemaluan Biema dan menggoyangnya dengan cepat.
“Serr! Serr! Serr!”, kembali kemaluan Herlinda mengeluarkan air mani yang menyembur hangat di dalam kemaluannya.
“Ohh.. Fuck you! Fuck you!”, kata Biema sambil menggenjot kemaluannya makin cepat dan makin cepat.
“Crott! Croott! Crott!”, air mani Biema menyembur banyak di dalam kemaluan Herlinda.
“Oohh..!!”, desah Biema sambil merebahkan tubuhnya menindih tubuh Herlinda.
Herlinda hanya bisa memejamkan mata setelahnya. Rasa lelah serta pengaruh alkohol yang masih ada membuatnya tak mempedulikan lagi keadaan disekelilingnya. Yang sempat terdengar oleh telinga Herlinda adalah teriakan kenikmatan yang keluar dari mulut Ani dan Frankie yang sedang asyik bersetubuh di depan suami Ani sendiri. Mata Herlinda sedikit demi sedikit makin berat. Hanya rasa nyaman dan sisa-sisa kenikmatan di kemaluan Herlinda yang membuat kemaluannya berdenyut-denyut hingga Herlinda tertidur..
Herlinda tertidur sampai siang hari dalam kedaan telanjang bulat. Tubuhnya tertidur hanya diselimuti oleh bed cover. Tak terdengar olehnya ketukan pintu oleh cleaning service. Sehingga ketika cleaning service membuka pintu dengan kunci cadangan yang dia bawa, dia begitu terkejut melihat tubuh molek tergolek di ranjang.
“Eh.., maaf, Bu.. Saya kira tidak ada siap-siapa di dalam”, kata petugas kebersihan tersebut.
“Tidak apa-apa.. Kembali lagi saja dan bereskan kamar saya nanti agak siang..”, kata Herlinda sambil menyelimuti tubuhnya lebih rapat.
Setelah petugas itu keluar, Herlinda hanya bisa merenungi apa yang terjadi semalam. Herlinda sendiri merasa heran, dirinya tidak mau dipaksa, diperkosa, entah apapun namanya, tapi yang jelas dirinya begitu menikmati perlakuan orang lain yang begitu kasar pada dirinya pada akhirnya..
Herlinda memang sangat suka berpetualang seks dari sebelum menikah sampai sekarang, tapi belum pernah merasakan sensasi kenikmatan seperti yang dirasakan semalam.. Ingin rasa hati Herlinda menceritakan hal ini kepada suaminya, tapi pertentangan batin terjadi dalam hatinya karena hal ini menyangkut kepada teman-teman baik suaminya. Bahkan terbersit keinginan Herlinda untuk kembali ingin mendapatkan sensasi kenikmatan dengan menjadi objek pemaksaan seksual..